Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Chapter 24: Bab 24



Tidak peduli betapa kacaunya malam tersebut, Yves berjalan pulang dengan langkah ringan.

Sepanjang jalan, dia berpikir akan masa depannya. Kadang-kadang dia juga berpikir bagaimana dia akan bertemu dengan Wonder Woman!

Tapi hal yang paling penting sekarang adalah, bagaimana dia bisa memperkuat dirinya? Yang miskin akan mengandalkan mutasi serta perjuangan pribadi, sedangkan yang kaya akan mengandalkan teknologi. Terus bagaimana dengan Yves?

Kembali ke rumahnya, lampu di lantai pertama masih menyala. Sekarang sudah jam sebelas malam.

Meskipun di era ini sudah ada TV, tapi rumah Yves tidak memilikinya. Tv jadul semacam itu tidak terlalu berguna, selain itu dia juga tidak terlalu suka menonton Tv.

Saat Yves memasuki rumah, dia bingung, apakah Bibi Sarah masih menunggunya pulang? Dia masih belum tidur?

Membuka pintu rumah, ternyata benar bahwa bibi Sarah masih belum tidur. Wanita itu mengenakan gaun panjang sutra yang dibelikan oleh Yves kemarin, teksturnya sangat halus, sangat cocok untuk dijadikan piyama.

Gaun ketat itu menggambarkan lekukan tubuhnya yang sempurna, bahkan sosok montok Bibi Sarah tidak bisa disembunyikan!

Meskipun wajahnya tidak memiliki riasan, tapi dia masih terlihat sangat cantik. Jika diperhatikan baik-baik, pasti masa muda bibi Sarah memiliki penampilan yang tak kalah cantik dengan Wonder Woman!

Di usia tiga puluh tahunan seperti itu, wanita itu masih memancarkan pesona seorang wanita dewasa yang sangat mematikan! Yves menatap wanita itu dengan gejolak batin.

"Tuan Yves, anda kembali! Ah, pasti anda kelelahan, apakah anda lapar? Apakah aku perlu membuatkanmu makanan terlebih dahulu?" Melihat Yves pulang, Sarah yang awalnya lesu langsung menjadi bersemangat.

Wajahnya yang sebelumnya sedih juga menjadi lebih cerah.Wanita itu mengambil inisiatif untuk membungkuk dan mengambil sandal dari lemari sepatu untuk dikenakan oleh tuan kecilnya.

"Tuan Yves, biarkan aku membantu anda kembali ke kamar."

Mencium aroma harum yang dipancarkan oleh Sarah, Yves merasa kepalanya semakin pusing. Dengan semua hal ini, apakah dia masih bisa berbaring tidur?

Bibi Sarah mengambil handuk yang telah dibasahi oleh air hangat untuk wajah menyeka tuan kecilnya. Tanpa dia duga, Yves tiba-tiba meraih tangan kecil wanita itu.

Hal ini tentunya membuat wanita itu bingung.

"Bibi Sarah, terima kasih karena telah merawatku dengan baik. Aku sudah diterima di MIT, aku akan segera pergi untuk menghadirinya."

"Universitas itu ada di Massachusetts, yang mana cukup jauh dari sini. Aku ingin kamu menemaniku ke sana."

Perilaku keibuan Sarah membuat Yves merasa sangat nyaman, saat pertama kali mereka bertemu, dia langsung merasakan kehatangan keluarga darinya.

Setiap kali dia pulang kerumah, rasa lelahnya akan langsung sirna ketika melihat bibi cantik yang satu ini. Apakah ini karena sikap lemah lembutnya? Ataukah karena sosoknya yang ada untuk menemaninya? Yang jelas Yves merasa nyaman ketika Sarah berada di sekitarnya.

Mendengar hal tersebut, Sarah agak ragu-ragu. Dengan berada di sini, dia masih bisa bertemu dengan putranya, Steve sesekali. Tapi jika dia pergi ke Massachusetts yang ratusan kilometer jauhnya dari rumah ini, maka dia akan kesulitan untuk bertemu dengan putranya.

Tapi permintaan Yves membuatnya sulit untuk menolak, seperti seorang istri yang tidak bisa menolak permintaan suaminya...

Setah ragu-ragu sejenak, Sarah mengangguk setuju, "Baiklah, aku berjanji. Kalau begitu kamu tidur lebih awal, besok kamu masih memiliki kelas, kan?"

"Kalau begitu selamat malam."

Setelah malam yang hening, Yves bangun keesokan harinya dengan perasaan segar.

Kecuali sedikit rasa sakit di pinggangnya, yang lainnya masih normal-normal saja.

Memikirkan tentang janji Sarah, Yves merasakan kegembiraan dalam hatinya. Lagi pula, makanan yang dibuat bibi Sarah sangat enak!

Sambil bersenandung senang, Yves mandi dengan air hangat. Sungguh nyaman untuk memiliki pemanas air bertenaga surya. Air panas pun bisa tersedia kapan saja!

Saat Yves mulai mengemasi buku, tiba-tiba dia melihat sebuah foto lama yang diletakkan di atas meja. Foto itu merupakan foto bahagia sebuah keluarga beranggotakan empat orang.

Meskipun Yves bukan lagi Yves yang asli, dia masih merasa tersentuh ketika melihat foto tersebut.

"Huh, masa lalu tetaplah masa lalu. Karena kamu telah memberikan ragamu kepadaku, aku berjanji akan membantumu mencari tahu siapa pembunuh sebenarnya ibu dan ayahmu."

Meskipun Yves tidak memiliki petunjuk apapun saat ini, tapi Yves percaya bahwa cepat atau lambat dia akan menemukan sesuatu.

Gedung Academy of Science meledak tanpa alasan yang jelas, hal ini pasti memiliki sebuah konspirasi.

Apakah orang tuanya memiliki informasi yang sangat penting sampai-sampai dibunuh seperti ini? Ataukah mereka berdua hanya kebetulan berada di gedung tersebut saat meledak?

Awalnya Yves tidak terlalu memikirkan hal ini, tapi saat dia semakin memikirkannya, pasti ada konspirasi!

Tapi Yves memutuskan untuk tidak menyelidikinya, setidaknya tidak sekarang.

Untuk sekarang, dia perlu mengembangkan kekuatannya terlebih dahulu, setelah itu dia bisa bertindak dengan leluasa!

Jika saja dia memiliki system atau cheat seperti para protagonis novel yang sering dia baca, mungkin sekarang dia telah duduk di atas tahta Thanos sambil memandang titan itu berlutut di depannya.

Menyingkirkan pemikiran kekanak-kanakan tersebut, Yves ingin sarapan terlebih dahulu.

Ketika dia sampai di dapur, dia melihat bibi Sarah menyenandungkan sebuah lagu kecil. Di tangannya terdapat sebuah nampan yang telah diisi dengan sandwich, telur dan susu kesukaan Yves!

"Sarapan pagi, tuan Yves." Sapa Sarah dengan senyum lembut.

Yves yang disambut dengan senyum memukau tersebut menjadi sedikit terlena. Dalam hati dia berpikir, 'Kenapa bibi Sarah terlihat sangat cantik? Bahkan sosoknya sangat menggoda! Hei, ternyata dia seorang istri yang baik dan juga berbudi luhur.'

'Ahem, jika aku tidak mampu menikahinya, maka aku tidak akan pernah mengijinkan orang lain menikahinya! Lebih baik memilikinya secara pribadi.'

Yves bersumpah bahwa dia tak akan pernah membiarkan orang lain mendapatkan apa yang tidak bisa dia dapatkan! Jika dia tidak bisa mendapatkan bibi Sarah, maka tidak ada orang lain yang bisa!

"Aku kenyang! Bibi Sarah, aku akan pergi ke sekolah!" Yves buru-buru ingin pergi. Jika dia terus ditatap dengan mata memukau itu, Yves takut akan bertindak buas!

"Tunggu!" Tiba-tiba Sarah memeluk Yves, membiarkan pria kecil itu merasakan sosoknya yang *cough* bergelembung!

"Sudah, silahkan pergi ke sekolah. Ingatlah untuk kembali lebih awal hari ini, aku akan memasakkan makanan favoritmu!"

Sarah berteriak sambil melambakan tangannya.

"Baiklah, bibi Sarah!"

Melihat Yves, tuan kecilnya melarikan diri. Sarah menutup mulutnya sambil tertawa kecil.

-----

baca bab 80 di:

patréon.com/mizuki77


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.