Chapter 233: Bab 233
Di base camp Nazi, sebuah wawancara juga diadakan, dan pewawancara itu tak lain adalah Ella Lane dari planet Media.
Mampu menjadi seorang reporter terkenal membuatnya merasa sangat bangga. Dulu, para tetangga akan mengenalinya sebagai istri Jenderal Sam, tapi kini mereka akan mengenalinya sebagai reporter terkenal, Ella!
"Halo, Jenderal Donitz, saya Ella, seorang reporter dari Planet Media. Saya adalah orang yang akan mewawancarai Anda hari ini."
"Menurut Anda, bagaimana kinerja tentara Jerman saat ini?"
Ella memulai wawancara dengan tenang. Setiap pertanyaan itu tentunya telah diatur oleh markas, dan tentu saja tidak akan membahas hal-hal sensitif atau negatif secara langsung.
Hal ini merupakan ketentuan yang telah dibuat Planet Media agar dapat melakukan wawancara di berbagai negara Eropa.
Jika ada Media yang suka menjelek-jelekan negara tertentu, kemudian ingin melakukan wawancara di negara tersebut, di era yang kacau ini, pasti mereka akan langsung ditembak mati!
"Ahem, saya sangat puas dengan kinerja para prajurit sekarang, tapi saya sangat tidak puas dengan kinerja para perwira. Kinerja mereka sangat lambat, menaklukkan Belanda saja membutuhkan waktu satu hari!"
"Rencana awal kita yaitu untuk menyelesaikan mereka dalam waktu setengah hari, atau bahkan empat jam! Hmph, mereka telah melalaikan tugas." Jenderal Donitz menjawab.
"Ahem, Jenderal Donitz, bagaimana Anda memandang pasukan koalisi Inggris dan Prancis? Dikatakan bahwa Inggris dan Prancis telah mengumpulkan lebih dari satu juta prajurit."
"Banyak dari mereka adalah prajurit Veteran dari Perang Dunia pertama."
Pertanyaan tajam lainnya! Selama Perang Dunia Pertama, Jerman adalah negara yang mengalami kekalahan.
"Meskipun saya tidak puas dengan petugas di bawah komando saya, tapi saya dapat langsung memilih sersan acak dan menjadikan mereka Jenderal yang akan memimpin serangan ke Inggris dan Prancis."
"Bagaimana bisa sekelompok domba dibandingkan dengan singa? Kali ini, di bawah kepemimpinan Fuhrer, kami pasti akan mengembalikan kejayaan Russia! Hidup Jerman, Hidup Hitler!" Jenderal Donitz menjawab dengan penuh semangat juang.
Ella mengangguk beberapa kali sambil berpikir tentang mengapa orang-orang Jerman suka menyanjung sang Fuhrer.
"Sungguh jawaban yang penuh dengan kepercayaan diri. Kami juga ikut menantikan para prajurit Jerman untuk terus mencapai kejayaan yang lebih besar."
"Mengenai dua negara yang sudah direbut, Belanda dan Denmark, bagaimana Jerman akan memperlakukan kedua negara tersebut? Apakah para warga kedua negara itu akan dibantai atau dibebaskan?" Tanya Ella dengan nada serius.
"Tentara kita tidak akan pernah membunuh orang yang tidak bersalah tanpa pandang bulu, mereka hanya akan melawan musuh dengan gagah berani di medan perang! Hanya pengecut 1yang akan menyerang warga sipil."
"Baik saya, sang Fuhrer, atau setiap prajurit Jerman tidak akan membiarkan hal ini terjadi."
"Untuk para warga kedua negara tersebut, kita akan membiarkan mereka menjalani kehidupan yang lebih baik di bawah kepemimpinan sang Fuhrer, dan mereka pasti akan mendapat masa depan yang sejahtera di bawah pemerintahan Jerman!" Jawab Jenderal Donitz.
Merebaknya perang telah membuat dunia menjadi panik. Luka Perang Dunia Pertama belum juga sembuh, tapi kini Perang Dunia ke-dua dimulai kembali.
Perang ini akan menjadi perang yang mengerikan seperti halnya Perang Dunia Pertama.
Kepanikan yang dilanda dunia membuat Mother Box yang tersembunyi di Bumi terguncang hebat.
Mother Box yang ditempatkan di Paradise Island bergetar, para prajurit Amazon yang menjaga Mother Box ini pun menjadi sangat gugup. Mereka tahu bahwa akan ada hal mengerikan yang akan terjadi di dunia!
Ratu Hippolyta datang bersama Jenderal Paradise Island, sekaligus saudara perempuannya ke benteng strategis, "Apa yang telah terjadi? Berapa lama semenjak hal ini berguncang?"
Seorang prajurit Amazon dengan pakaian perang berlutut dan dengan hormat berkata, "Ratu, sudah sepuluh menit semenjak hal ini terjadi."
"Ketidaknormalan Mother Box pasti menandakan bahwa akan ada hal yang akan terjadi. Ratu, kita harus menjaga Mother Box serta bersiap untuk menghadapi perang." Kata Antiope, seorang wanita jangkung atletis dengan aura heroik.
Wanita cantik paruh baya yang mengenakan mahkota hanya dapat menghela nafas tanpa daya, "Perkuatlah penjagaan kalian, kuharap Ares tidak mencoba menyerang."
Pada saat ini, seorang wanita atletis nan cantik berkata, "Ibu, perang ini adalah perang yang akan meneror manusia, dan ini pasti ulah Ares!"
"Terakhir kali hal ini terjadi, dia datang dan menyerang Paradise Island, kali ini dia harus segera dihentikan!"
"Jangan mencoba ikut campur, Diana! Kamu tidak mengerti, ini bukanlah urusanmu dan kamu tidak harus ikut campur!" Ratu Hippolyta tahu apa yang dipikirkan Diana, tapi dia tidak ingin terjadi apa-apa pada putrinya.
Diana ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi dia dihentikan oleh bibinya, Antiope. Setelah ragu-ragu sejenak, Diana memutuskan untuk tetap diam. Dia tidak ingin berdebat dengan ibunya di depan para prajurit.
Di dasar laut nan jauh di Samudra Atlantik, Mother Box yang dijaga oleh Kerajaan Atlantis juga berguncang. Para prajurit yang melihat hal ini buru-buru melaporkannya ke Jenderal Kerajaan.
Mother Box yang tersisa juga ikut bergetar jauh di dalam tanah, getaran ini bahkan menyebabkan gempa bumi kecil. Benua Amerika juga ikut merasakan keanehan dan kepanikan tersebut.
Di Apokalips yang jauh, Darkseid membuka matanya, "Aku merasakan keberadaan Mother Box... Steppenwolf, dasar makhluk tak berguna! Cepatlah kembali dan bawa Mother Box itu kepadaku!"
Suara gemuruh terdengar. Mengikuti suara itu, tanah langsung berguncang dan debu mulai berterbangan!
Untuk sementara waktu, Steppenwolf merasakan teror yang nyata sambil mengingat kegagalannya dalan membawa kembali Mother Box itu.
"Tuanku, aku akan segera mendapatkannya!"
Steppenwolf lari dengan cepat sambil mengutuk dalam hati, "Dasar sialan, jika bukan karena bantuanku, apakah kamu bisa duduk di posisi itu?"
"Suatu hari, aku akan membuatmu menyesal!"
-----
read chapter 372 on;
patréon.com/mizuki77