Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Chapter 2: Bab 2



Melakukan eksperimen sangatlaah membosankan, terutama di tahun tiga puluhan seperti sekarang ini. Tanpa adanya komputer, semua pekerjaan menjadi sangat melelahkan.

Sering kali Yves merasa iri pada Tony Stark yang memiliki Ai pembantu super pintar miliknya, yaitu Jarvis.

Bisa dikatakan bahwa Jarvis adalah artefak bagi para peneliti!

Yves melilitkan sebuah gulungan padat pada cincin besi yang terhubung dengan interlayer plastik, di bagian atas, terdapat garis-garis yang tersebar, garis-garis itu adalah alat yang dapat menyalurkan panas.

Beberapa bagian telah dipisahkan dengan bahan isolasi agar kabel tak menimbulkan hubungan arus pendek.

Setelah menghidupkan daya, koil mulai bekerja dan akhirnya kumparan besi bernisar dengan warna biru, seperti sebuah cincin yang bercahaya.

Walaupun tak terlalu terang dan kurang praktis, tapi bagi Yves yang memiliki ingatan kuat tentang alam semesta Marvel, langsung merasa bersemangat.

Benda bulat yang dia buat ini tak lain adalah Repulsor tangan milik Iron Man.

Di dunianya sebelumnya, dia sering kali melihat teknologi hitam di berbagai film Superhero dengan iri, tak pernah dalam hidupnya dia bermimpi akan mampu menciptakan sebuah alat atau bahkan mampu menyamai para Superhero fiksi yang sering dia tonton.

Bagaimanapun karya film seperti DC dan Marvel hanyalah sarana hiburan di dunianya sebelumnya.

Tapi sekarang dia telah terlahir kembali di dunia fantasi seperti ini, tentunya dia harus mewujudkan mimpi masa kecilnya!

Dari dulu dia sangat ingin menjadi seorang Superhero bajingan, menikmati sanjungan orang lain, mempermainkan karakter besar seperti Batman, Iron Man, Captain America, dll, serta menjemput para wanita di waktu luangnya.

Untuk sekarang, dia akan menyimpan nafsu ini jauh di dalam hatinya.

Dengan senyum menyeramkan serta benda aneh yang dia genggam di tangan, Yves berhasil menarik perhatian seluruh teman kelasnya.

Tentunya semua 'perhatian' ini bukan karena kekaguman, melainkan rasa takut!

Mereka berpikir bahwa pria gila eksperimen itu akan melakukan sesuatu hal yang berbahaya, perlu diingat bahwa kejadian ledakan yang terjadi satu bulan yang lalu masih di ingat dengan jelas oleh teman-temannya.

***

Setelah kelas berakhir, Yves memasukkan kembali barang-barang yang berserakan di atas mejanya kedalam tas. Semua alat-alat ini dia beli sendiri, tentunya dia tak akan meninggalkannya di kelas.

Di depan kelas kelas, guru menatap ke arah Yves sambil membetulkan kacamatanya.

'Siswa yang satu ini sangat suka melakukan eksperimen kecil, tapi tak masalah...' Guru itu bergumam kecil.

Selama nilai Yves bagus di mata pelajarannya, tentunya dia tak akan mengganggu pria kecil itu. Bahkan jika dia menari di depan kelas, dia tak akan perduli dan terlalu malas untuk memperhatikan.

***

Lonceng sekolah berbunyi.

Rambut pirang indah dengan jepit rambut, wajahnya mengeluarkan rona merah yang menawan, mata birunya sangat dalam layaknya langit berbintang.

Gaun hitam sederhana yang dia pakai tak bisa menyembunyikan sosok seksi wanita tersebut.

Wanita itu berjalan menuju sebuah kelas didampingi dengan suara langkah kaki yang dihasilkan oleh sepatu hak tinggi yang dikenakannya.

Mata semua orang langsung terpaku kepada sosok guru yang berdiri di depan kelas.

Bagi siswa kelas tiga seperti mereka, tentunya gejolak hormonal mereka mulai bekerja, secara alami mereka akan memiliki keinginan untuk menggapai wanita cantik seperti guru tersebut.

Wanita itu terlingat sangat cantik dan tegas, namanya Dana, guru mata pelajaran kimia yang mengajar kelas tiga. Salah satu guru cantik yang terkenal di seluruh sekolah.

"Tolong semua diam!" Tanpa omong kosong yang tak perlu, guru Dana langsung memulai mata pelajarannya.

Sebagai seorang guru yang tegas, tentunya dia tak ingin banyak kebisingan di dalam kelas.

Yves yang asli sebenarnya juga menaruh perasaan suka pada guru cantik ini, tentunya dirinya yang sekarang masih termasuk.

Tapi berbeda dengan teman sekelasnya yang hanya bisa menatap guru cantik itu dengan nafsu dan angan-angan, Yves adalaah pria dengan ambisi besar!

Sebagai pria sejati, tentunya dia harus menghasilkan uang terlebih dahulu, sebelum itu tak perlu membicarakan omong kosong seperti perasaan!

Rasa suka saja tak cukup, perlu uang untuk membeli beras, rumah, dll!

Mengikuti pengajaran guru Dana, seluruh kelas mendengarkan dengan tenang.

Siswi wanita ada yang merasa iri, sedangkan siswa laki-laki... Yah, anda tahu sendiri.

Yves yang asli sangat suka menatap guru cantik ini, bagaimanapun juga dia memang terlihat sangat cantik dan juga seksi.

Tapi dirinya yang sekarang berbeda, dia tak berminat untuk menatapnya lama-lama. Dengan ambisi besarnya, tentunya hanya 'menatap' tak cukup, jika temannya hanya bisa berandai-andai, maka Yves akan bertindak!

Memalingkan kepalanya ke samping, Yves melihat dua anak laki-laki yang duduk di bangku baris keempat. Keduanya adalah dua bully terkenal di seluruh sekolah.

Hmm, kenapa mereka terlihat sedikit... Kehabisan nafas? Aneh, nampaknya tangan mereka berada di tempat saudara kecil mereka berada? Apakah mereka sedang kedinginan atau yang lain?

Jika kedinginan, terus kenapa tangan mereka naik turun secara bolak-balik?

Seketika Yves langsung memikirkan sesuatu yang mengerikan. Yves tak bisa menahan rasa jijiknya kepada mereka.

Fapping di dalam kelas, terlebih saat ada guru? Wtf!

Tiba-tiba sebuah ide bajingan muncul di kepala Yves. Diam-diam dia mengeluarkan sebuah sarung tangan kulit dari ranselnya.

Dengan potongan elektromagnetik yang dipasang di bagian tengah telapak tangannya. Jika Yves menjabat tangan orang atau sekedar menyentuh tubuh mereka, maka arus listrik kuat akan langsung menyetrum orang itu.

Benda ini adalah artefak penyelamat para wanita dari para serigala mesum!

Tapi ada bagian lain yang sangat bermanfaat untuk situasi sekarang ini. Di tengah telapak tangannya juga ada sebuah pemancar elektromagnetik kecil, benda ini sangat kecil dan nyaris tak bisa di lihat dengan mata telanjang.

Secara diam-diam, Yves mulai menekan tombol pemicu yang tersembunyi dengan baik.

Baterai kecil langsung memancarkan arus cepat yang mampu menghasilkan pulsa elektromagnetik. Telapak tangan Yves diarahkan kepada dua siswa yang sedang menghangatkan badannya tersebut.

Dua bola baja kecil langsung ditembahkkan dari peluncur mikro dengan kecepatan tinggi. Dengan akurat peluru elektromaknetik itu langsung mengenai 'area' adik kecil mereka.

"Wtf!!"

"Auhh!!!"

Di dalam kelas yang sebelumnya sepi, tiba-tiba jeritan erangan terdengar.

Guru Dana yang terganggu langsung menatap mereka dengan tatapan aneh. "Ada apa dengan kalian berdua, jika anda merasa tak sehat, anda dapat pergi ke ruangan dokter sekolah"

"T-tidak, tidak apa-apa, guru. Aku baik-baik saja."

Kedua murid itu berkata dengan malu.

Guru Dana hanya mengangguk dan melanjutkan kelasnya sekali lagi.

Tapi saat kedua siswa itu ingin bernafas lega, tiba-tiba kaki mereka bergetar sedikit, detik berikutnya mereka buang air kecil!

Saudara kecil mereka tak dapat merespon sedikitpun, setelah itu selangkangan mereka terasa sangat dingin!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.