Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Chapter 18: Bab 18



Di sebuah restoran mewah yang ada di New York, dikatakan restoran ini dibuka oleh orang Prancis. Tema Prancis yang romantis menjadikan restoran ini lingkungan makan yang mewah dan elegan.

Pasangan yang mesra dapat mengambil langkah 'berikutnya' di sini, dan tentu saja, yang dibutuhkan hanya sedikit uang dan keberanian.

Jika mereka datang ke sini hanya ingin mengacau, maka penjaga keamanan berotot yang menjaga di depan pintu siap untuk memberi mereka tinju besi.

Pada pukul enam tepat, Guru Dana muncul di pintu restoran tepat waktu. Pelayan yang telah diberitahu langsung menyambut wanita pirang yang luar biasa cantik itu masuk ke dalam.

"Silahkan lewat sini, nona cantik."

Yves yang mengenakan setelan formal duduk menunggu di meja yang telah dihiasi dengan lilin merah, peralatan makan perak, serta serbet putih yang bersih. Tak lupa, ada buket besar mawar merah di atas meja tersebut.

Selama perempuan melihat hal itu, maka mau tau mau mereka akan merasa tersentuh, hal ini sangat romantis!

Mengenakan gaun panjang yang anggun tapi sederhana, guru Dana memancarkan aura wanita bangsawan dari tubuhnya.

Yves memindahkan kursi untuk Dana dengan sopan. "Guru Dana, anda sangat cantik malam ini. Saya telah memesan set makanan kesukaan anda, anda suka makanan vegetarian, kan? Aku telah memesannya."

Dana merasa sedikit heran, dari mana siswa yang satu ini mengetahui makanan kesukaannya? "Terima kasih, kamu juga terlihat tampan malam ini. Bagaimana kamu tahu saya suka makanan vegetarian?"

"Haha, aku hanya bertanya pada staf kantin sekolah." Yves tersenyum ramah.

Jika ingin mengait hati seorang gadis, maka dia perlu bersikap berani, hati-hati dan sedikit tanpa malu. Jika diselingi dengan sedikit rayuan maka akan sempurna.

Di sisi lain Dana baru menyadari bahwa sepertinya dia baru pertama kali mengenal murid ini, pria ini sangat berani untuk mengajaknya keluar makan malam.

"Yves, bisakah kamu memberi tahu guru bagaimana kamu bisa diterima di MIT? Guru sangat tertarik." Karena rasa ingin tahu yang kuat, guru Dana tidak bisa menahan diri untuk bertanya.

Rasa ingin tahu seorang wanita kepada seorang pria bukanlah pertanda yang baik, rasa ingin tahu tersebut sering menjadi tanda bahwa dia sedang jatuh cinta!

Pelayan mengambil sebotol anggur merah dan menuangkannya untuk mereka berdua. Yves sedikit memutar gelas anggur itu, membiarkan aroma anggur meluap ke udara, "Karena aku merancang sebuah senjata api yang cukup baik. Senjata itu bisa mengalahkan sebagian besar senjata api yang ada dipasaran saat ini."

Guru Dana memang mengajar kimia, tapi bukan berarti dia tidak tahu tentang fisika. Meskipun dia hanya memahaminya sedikit, tapi dia tetap senang untuk muridnya.

"Yves, kamu hebat. Selamat karena telah mengambil langkah pertama, guru percaya bahwa anda akan menjadi ilmuan serta penemu hebat di masa depan!"

"Tentu saja. Tapi tujuan saya yang sebnarnya bukan untuk menjadi ilmuan atau penemu, tapi untuk mendapat gelar doktor di bidang teknik mesin." Setelah mengatakan hal itu, Yves mengedipkan matanya dengan nakal. Hal ini memprovokasi wanita itu.

Begitu kata-kata itu diucapkan, Dana merasa sedikit merona. Dia tahu apa maksud perkataan pria itu. Bukankah dia telah berjanji bahwa dia akan menikahi

muridnya yang dapat meraih gelar doktor?

Tapi semua itu adalah kebohongan putih, tujuan kecil untuk mendorong siswanya untuk belajar lebih keras.

Dia tidak pernah berpikir akan menikahi muridnya sendiri, dia bahkan tidak pernah naksir pada anak ini! Meskipun begitu dia tetap merasa penasaran kepadanya.

"Yves, sebenarnya guru tidak ingin menikah dengan kalian. Aku hanya berharap kalian bisa belajar lebih giat, apakah kamu mengerti?" Guru Dana mulai menjelaskan, tidak ingin menggeret murid-muridnya semakin dalam ke jurang.

Yves tahu bahwa gurunya ingin mengulangi perkataan itu lagi. Dan dia sendiri tahu bahwa semua itu hanyalah kebohongan putih, tapi apakah dia akan menyerah? Tentu saja tidak.

Meraih tangan lembut gurunya, Yves berkata dengan penuh semangat, "Guru, bukankah kita harus bersikap jujur dalam hidup kita? Anda telah berjanji, bukankah anda perlu menepati janti tersebut?"

"Guru, anda telah mengajari saya selama tiga tahun. Sejak awal aku masuk sekolah, saya ingin melihat anda setiap hari. Mungkin sebagian besar karena kecantikan anda, tapi saya tahu bahwa saya merasakan hal lain setiap kali ada di sekitar anda, seperti perasaan kehangatan keluarga!"

"Ketika saya tahu bahwa anda belum menikah, saya merasa sangat senang dan tidak bisa tidur sepanjang malam. Saat itu aku berpikir bahwa aku harus menikahi guruku."

"Oleh karena itu aku melakukan eksperimen dengan putus asa, mencoba membuat beberapa hasil yang dapat membuktikan diriku serta membuatmu yakin bahwa aku memiliki kemampuan untuk memberi anda kebahagiaan!"

Yves memandang ke arah guru cantik itu. Di tangannya, ada bawang yang telah dia hancurkan untuk merangsang air mata gurunya secara paksa.

Setelah bawang itu mulai bekerja, dia buru-buru membuang bawang itu ke samping. Setalah itu memegang kedua tangan kecil wanita itu.

"Aku tidak tahu berapa kali aku telah gagal, dan aku tidak perduli berapa kali aku telah diledakkan. Hanya ada satu yang ada di dalam pikiranku, yaitu eksperimen yang sukses untuk dapat membuktikan diri saya."

"Untuk membuktikan bahwa saya layak untuk memiliki guru Dana serta menikahi anda!"

Menatap pria itu dengan air mata di matanya, hati Dana mulai bergetar. Suasana makan malam romatis dengan cahaya lilin serta pengakuan cinta yang menggebu-gebu tersebut membuatnya tersentuh.

"Kamu... Kamu melakukan begitu banyak eksperimen serta menderita karenanya hanya untuk meraih cintaku? Yves, kenapa kamu begitu bodoh?"

Dana mengangkat tangannya dan mulai membelai wajah pria itu. Mata Dana telah dipenuhi oleh air mata, sedangkan hatinya telah diisi dengan cinta Yves yang dalam!

Terasa pahit dan sakit, tapi ada juga rasa kepuasan serta kebahagiaan yang tiada tara. Ternyata ini yang dinamakan cinta, rasanya sangat enak!

Yves masih terlihat serius, dalam hati dia merasa senang. Inikah tingkah laku para bajingan?

Yves perlahan menggenggam tangan guru Dana, wajah mereka mulai berdekatan. Masing-masing menutup mata mereka dan akhirnya mereka saling berciuman.

Entah berapa lama waktu telah berlalu, bibir mereka saling terpisah, ada rasa manis dan juga sedikit rasa enggan.

Guru Dana yang terlena langsung tersipu.

"Guru, aku menyukai anda, tolong jadilah pacarku. Ketika aku mendapat gelar doktor, maka aku akan menikahimu!" Yves buru-buru mengaku.

"U-Umm..." Dana menunduk dengan malu-malu. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi hari ini. Ini adalah kencan pertamanya, dan kencan itu dengan muridnya sendiri!

Terus bagaimana bisa hal ini terjadi begitu cepat? Apakah karena pengorbanan pria itu serta kerja kerasnya untuk mendapatkan hatinya?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.