Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Chapter 17: Bab 17



baca bab 63 di;

patréon.com/mizuki77

-----

Ketiga gelandangan itu hanyalah bidak catur bagi Yves. Jika tugas mereka berhasil, tentunya akan sangat bagus. Jika pun tidak, maka tidak ada ruginya mencoba.

Siapa yang tahu, mungkin saja mereka bisa berhasil dan dapat menguasai berbagai wilayah di masa depan.

Selagi masih ada waktu, Yves memutuskan untuk pergi mengunjungi gedung Stark. Wanita manis yang ada di meja depan langsung mengenali pemegang saham tersebut.

Buru-buru, wanita itu menyambut Yves, "Tuan Yves, apakah anda butuh bantuan?"

"Halo, nona cantik. Apakah Howard ada di atas?" Yves menyapa wanita itu dengan senyuman.

"Ya, bos ada di dalam kantor. Apakah saya perlu menelponnya untuk anda?" Wanita resepsionis itu tersenyum manis. Dilihat dari tingkahnya, nampaknya resepsionis ini masih soerang pemula.

"Tidak, aku akan menemuinya sendiri." Yves melambaikan tangannya, setelah itu dia berjalan ke lift.

Di dalam kantor, Howard menggoda sekretarisnya lagi, "Christine, tolong temani saya ke pesta koktail nanti malam."

Howard yang bejat hendak mencium sekretaris tersebut. Tapi tiba-tiba, suara pintu terdengar.

Yves masuk dan menatap pria yang ingin melakukan adegan tersebut. Dia menutupnya lagi dan mulai mengetuk pintu.

*Cough!*

"Bolehkah aku masuk?"

"Ah!?" Sekretaris itu malu dan berlari sambil menutupi wajahnya.

Howard yang terganggu lagi mulai menjadi gila!

"Bocah! Jangan mencoba beralasan, aku akan merobek tubuhmu!"

"Kenapa kamu tidak mengetuk pintu, nak!"

Yves hanya mengangkat bahu sambil memasang tampang polos, "Bukankah aku mengetuk pintu barusan? Nah, paman cabul, aku punya urusan yang serius."

"Kamu bisa menggoda wanita cantik nanti, tapi aku sedikit khawatir akan masa depan anak-anakmu. Akankah mereka seperti ayahnya yang cabul?"

"Hei! Aku tidak cabul, ini genit ala Howard, sang insinyur terbesar di Amerika!"

"Nah, memang ada keperluan apa sampai-sampai kamu ingin bertemu denganku?" Howard merasa tidak berdaya. Bagaimanapun mereka adalah rekan, selain itu pihak lain masih anak-anak di usia remaja. Tentunya dia tidak bisa terus-terusan marah dengan anak itu.

"Bagaimana situasi penjualan senjata?" Yves bertanya sambil duduk di seberang Howard.

"Tidak buruk, batch pertama senjata eksperimental telah dicoba oleh militer. Kinerjanya sangat bagus, kita akan segera mendapat pesanan pertama!"

Howard telah kembali pada sikapnya yang tenang.

Tingkat ketahanan senapan serbu sangat buruk di era ini. Senapan mesin berat pun hanya bisa dioperasikan pada saat-saat tertentu saja. Senjata itu hanya dapat digunakan pada peperangan berskala besar.

Sangat berbeda dengan AK-47, selain bisa digunakan di setiap medan, kualitasnya juga sangat bagus.

Selama tidak ada bagian yang terpelintir, senjata ini dapat terus digunakan secara normal.

Seluruh prajurit yang telah mencoba senjata ini pasti tahu betapa berharganya senjata ini.

"Tapi pesanannya tidak terlalu banyak. Lagi pula masih tidak ada peperangan di Amerika sekarang." Kata Howard dengan nada tertekan.

Para pedagang senjata paling takut dengan dunia yang terlalu damai. Tidak adanya perang berarti satu hal bagi mereka, tidak ada pemasukan!

"Hehe, paman. Memang benar masih tidak ada perang di Amerika, tapi masih ada Eropa. Mereka masih berperang sampai sekarang." Yves mulai mengatakan langkah pertama dari rencananya.

Howard berpikir sejenak, beberapa saat kemudian dia menjawab, "Aku tahu, tapi apakah anda sedang berbicara tentang menjual senjata ke Jerman? Masalahnya adalah, Jerman tidak membutuhkan senjata kita sama sekali."

"Mereka percaya bahwa senjata merekalah yang terbaik."

Baru saat inilah Yves mengungkapkan apa yang akan dilakukan para bajingan, "Jika mereka tidak mau, maka kita bisa menyediakan sejumlah besar senjata untuk Czechoslovakia. Umm, bukankah mereka melawan Jerman? Dengan ini kita bisa mengiklankan produk kita."

"Senjata hanya dapat digunakan di medan perang untuk dapat mengetahui apakah senjata itu memang berfungsi atau tidak. Apa gunakanya eksperimen sendiri."

"Jika kongres AS tidak membelinya, maka biarkan negara lain yang membelinya dari kita. Hahaha, ketika saya mendesain banyak senjata, dengan ini kita dapat menghasilkan banyak uang!"

Setelah mendengar rencana tersebut, Howard langsung memandang Yves dengan tatapan berbeda. Dia melihat pria itu dari atas ke bawah beberapa kali.

"Dari mana kamu mendapat ide gila semacam itu? Tapi idenya sangat bagus. Kurasa kita bisa menghasilkan beberapa uang dengan rencana tersebut. Kerja bagus, nak."

Howard yang sebelumnya sangat bersemangat tiba-tiba menjadi tenang.

Dia tak pernah menyangka bahwa pria kecil inilah yang mengajarinya cara berbisnis kali ini!

"Yves, katakan saja, apa yang kamu inginkan dariku?"

"Haha, paman, nampaknya kamu tahu niatku. Sebenarnya, aku ingin bertanya apakah anda mengenal seorang pria bernama Kachette di Divisi tiga Militer New York? Kudengar putranya memiliki hubungan baik dengan Geng Ballistic."

"Anda pasti tahu tujuan saya, pria kecil macam itu perlu diberi pelajaran." Kata Yves dengan tenang.

"Kachette? Aku tidak tahu. Aku akan mencoba meminta seseorang untuk memperingatkannya nanti. Apakah kamu takut dengan anaknya? Hei, untuk seorang yang tidak takut bom, kamu masih takut dengan anak kecil..." Howard menaikkan salah satu alisnya.

"Aku tidak takut, hanya saja dia berhubungan baik dengan gangster. Omong-omong, beri aku empat AK-47, hal itu akan sangat berguna nanti."

"Dan ini adalah cetak biru yang telah aku perbaiki kemarin. Selama anda mengubah beberapa bentuk dan strukturnya, anda dapat menambahkan bayonet atau peluncur granat." Yves memberikan sedikit informasi mengenai desain baru tersebut, sisanya biarkan Howard yang memikirkannya.

Jika dia tidak mampu menangkap ide tersebut, maka gelar jenius yang dimiliki Howard tidak lagi pantas digunakan.

Howard mengambil gambar itu dan melihatnya. Gambar itu seperti versi lanjutan dari senjata AK-47.

"Bisa dikatakan bahwa ini adalah desain yang hebat. Aku menantikan prestasimu setelah masuk ke MIT, nak."

Yves mengangguk.

Setelah keluar dari gedung Stark, Yves menyiapkan sebuah pistol dan memasukkannya kedalam ransel. Pistol itu dapat dia gunakan untuk pertahanan diri.

Yves mulai mengecek arlojinya, nanti malam adalah kencannya dengan guru Dana. Memikirkan hal ini, Yves menjadi bersemangat!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.