Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Chapter 14: Bab 14



Di sore hari, Yves datang ke kantor. Kantor bergaya amerika adalah ruangan besar yang digunakan oleh para guru.

Melihat ke arah kiri dan kanan, Yves beruntung, hanya ada Guru Dana di dalam kantor. Rambut bergelombang keemasan yang ia kuncir semakin menunjukkan pesona wanita dewasa yang dia miliki.

"Hmm? Ada apa Yves?" Melihat muridnya datang mencarinya, entah kenapa Dana merasa agak bingung. Apakah dia datang ke sini karena deklarasi tadi pagi? Tentang janji menikah dengan muridnya sendiri?

Meskipun hal tersebut cukup normal di Amerika, tapi tetap saja jarang ada hal semacam ini.

"Guru dana, apakah anda bebas malam ini? Saya ingin mengundang anda makan malam." Yves mengundang sambil tersenyum.

"Kenapa? Kamu harus belajar dengan giat, kamu akan diterima di MIT loh, perjalananmu masih panjang!" Tampak sedikit bingung, guru Dana buru-buru berskip seperti guru yang mengajar siswanya.

"Tidak apa-apa, hanya saja saya ingin memanfaatkan waktu ini untuk makan bersama guru. Mungkin di masa depan akan ada sedikit kesempatan bertemu dengan anda lagi. Guru, bisakah kamu menjanjikan hal ini kepadaku?" Yves berpura-pura sedih, seakan dia tidak akan melihat gurunya lagi di masa depan.

Dana tidak punya alasan untuk membantah hal tersebut. Jika Olly ada di sini, dia pasti akan tertawa!

'Hanya makan saja, kan? Mungkin aku terlalu banyak memikirkannya.'

Dana ragu-ragu sejenak, tapi setelah itu mengangguk. Dia tidak ingin meninggalkan penyesalan bagi siswanya. Seperti yang dikatakan pria itu, akan sangat merepotkan untuk kembali ke New York dari Massachusetts. Hanya janji makan saja, tidak banyak.

"Oke, kalau begitu setelah sepulang sekolah, kita akan bertemu di Hank's Woods Restaurant."

Yves merasa sangat senang, lokasi kencan telah dipilih hehe~

Meskipun Dana berpikir ini bukan kencan, tapi baginya, ini tentu saja kencan!

"Itu... Bukankah restoran itu sangat mahal?" Dana agak ragu-ragu, restoran yang belum pernah ia kunjungi di kota ini adalah restoran kelas atas. Dan restoran yang diajukan oleh Yves masuk dalam kategori tersebut.

Yves masih seorang siswa dan keluarganya tidak kaya.

melihat keraguan gurunya, Yves melambaikan tangan, "Guru, jangan khawatir, saya punya uang. Kenyataannya, saya masih memegang saham Stark Industries sekarang."

"Seharusnya uang untuk makan masih cukup. Guru, kita hanya akan makan sekali, jadi kumohon..."

Guru Dana tidak punya pilihan lain selain mengangguk. Menekan keraguan di hatinya, di saat yang sama dia ingin tahu tentang siswa yang satu ini.

Siswa ini dulunya sangat bersahaja, singkatnya dia jarang berbicara.

Sejak kecelakaan terakhir, nampaknya dia berubah menjadi lebih cerah.

Yves telah kembali ke ruang kelas. Entah kenapa dia merasa ada orang yang menatapnya secara tidak enak, seakan-akan ada orang yang ingin melukainya.

Saat dia menoleh ke samping, ternyata sang pembully yang menatapnya. Siapa nama pria itu? Yves lupa.

Di sore hari, karena bel sekolah belum berbunyi, Yves menghabiskan waktunya mencatat sesuatu. Dia mencatat beberapa informasi yang dapat meningkatkan daya senjata api.

Di saat yang sama, dia juga membaca beberapa buku tentang manufaktur mekanik. Tapi buku itu jelas tidak terlalu bermanfaat. Tidak ada data profesional di dalamnya, hanya pengantar satu sisi.

*Ring!*

*Ring!*

*Ring!*

Bel sekolah berbunyi, Yves yang ingin pulang dihampiri oleh beberapa gadis.

Yah, gadis-gadis Amerika cukup berani. Tapi dia menolaknya dengan sopan, dia masih perlu melakukan sesuatu, masih ada banyak hal yang perlu dia lakukan di rumah.

Saat sampai di halaman sekolah, tiba-tiba dia dihampiri lagi. Tapi kali ini bukan wanita cantik, tapi pembully nomor satu di sekolah.

"Serahkan padaku, pria ini memang perlu diberi pelajaran." Teman Yves, Olly melangkah maju. Dia tidak takut dengan pria gemuk itu, bahkan jika ayahnya seorang tentara, terus apa?

"Tidak perlu, biarkan aku selesaikan sendiri." Yves menggelengkan kepalanya. Memang apa sih masalah pria itu? Tiba-tiba menantangnya.

Seperti yang dikatakan oleh Steve. Dia perlu maju tanpa gentar, tak perduli menang atau kalah, dia harus terus berjuang. Sekali mundur, maka pria gemuk itu akan terus menggertaknya!

-----

baca bab 58 di;

patréon.com/mizuki77


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.