Chapter 12: Bab 12
baca bab 53 di;
patréon.com/mizuki77
-----
Karena sedikit terlambat, Yves bergegas ke ruang kelas pada menit-menit terakhir.
Bagian pertama adalah kelas sejarah, kelas ini meninjau sejarah Amerika serta menganalisis tren dunia saat ini.
"Aku yakin bahwa semua orang telah tahu bahwa Eropa telah memulai perang, dan Jerman telah menduduki Austria. Kenaikan mereka begitu cepat sehingga negara-negara tetangga mereka tidak bereaksi."
Guru tua yang berdiri di depan podum mulai berbicara tentang teorinya lagi. Situasi internasional hari ini telah berubah secara tiba-tiba, banyak sekali surat kabar dan berita yang melaporkan situasi medan perang Eropa untuk meningkatkan penjualan mereka.
Perang selalu menjadi topik berita terpanas!
"Hei, sobat, bagaimana tidurmu tadi malam? Kabari aku lagi jika kamu ingin mengadakan minum-minum lagi." Olly, teman sekelas Yves masih bersemangat sampai sekarang.
Yves mengerutkan kening, "Tidak apa-apa, hanya sedikit sakit punggung, aku tidur kurang nyenyak tadi malam. Selain itu aku juga mabuk!"
"Huh, kamu lemah sekali, sedikit anggur seperti itu bisa memabukkanmu. Kawan, kamu perlu berolahraga lebih banyak. Jika tidak, tidak akan ada gadis yang mau bermain denganmu di masa depan!" Olly mengedipkan matanya dengan tidak senonoh. Pria tau apa maksud perkataannya.
"Pergi, aku baik-baik saja. Sepertinya semester hampir berakhir, apa rencanamu?"
Yves nampaknya telah kembali ke masa-masa sekolahnya dulu. Periode ini adalah periode titik balik. Dengan nilai bagus, secara alami dia bisa peri belajar di universitas yang lebih baik.
Adapun yang mendapat nilai buruk, mereka bisa melanjutkan ke universitas yang lebih sederhana atau langsung bekerja untuk mendapat uang.
"Hmm, aku tidak berusaha masuk ke akademi militer, lebih baik mengambil pekerjaan paruh waktu atau menjadi tentara. Toh aku tidak terlalu baik dalam mata pelajaran. Bagaimana denganmu?" Olly menertawakan dirinya sendiri.
"Aku belum menentukannya, kita lihat saja nanti. Pokoknya target awalku adalah gelar doktor." Yves menepuk bahu temannya.
Sesi kedua kelas adalah kimia. Semua siswa laki-laki sangat tertarik dengan kelas ini, bagaimanapun guru kelas adalah wanita yang sangat cantik.
*Da!*
*Da!*
*Da!*
Suara sepatu hak tinggi terdengar dari kejauhan.
Pintu kelas dibuka, dan guru Dana yang cantik muncul dengan gaun biru khas intelektual.
Mengenakan rok panjang yang sederhana, sungguh sulit untuk menyembunyikan sosoknya yang anggun. Setiap langkah kakinya memancarkan aura intelektual yang menawan.
Kacamata emas yang dia kenakan juga memunculkan kesan seoarang sekretaris yang menggoda.
"Murid-murid, masih ada setengah bulan sebelum ujian akhir. Ini adalah saatnya untuk menentukan waktumu, tolong belajar dengan baik-baik. Selanjutnya aku akan fokus menjelaskan beberapa poin penting dari ujian."
"Guru berharap setiap siswa mendapat nilai yang baik serta berhasil mencapai mimpi kalian, tidak perduli bidang apa yang kalian minati!" Suara guru Dana yang lembut membangunkan semangat para siswa.
"Guru, jika ujian selesai, maukan anda bergabung dengan pesta kelulusan kelas kita?" Salah satu murid berkata keras.
"Jika kalian mendapat nilai yang baik dalam ujian, aku akan ikut berpatisipasi." Guru Dana menjawab dengan anggukan kecil.
"Guru, bisakah aku bertanya? Ngomong-ngomong apa kriteriamu dalam memilih jodoh? Tak lama lagi kita akan lulus, jadi tolong beri tahu kami!" Murid yang biasanya membully bertanya, diikuti dengan anak laki-laki lain dibelakangnya.
Mendengar pertanyaan ini, Dana memposisikan kacamatanya, dengan tenang dia menjawab, "Kalian masih dalam masa pubertas, normal untuk memikirkan hal tersebut. Tapi guru ingin kalian semua menjadi siswa yang berprestasi, jadi misalkan ada salah satu dari kalian yang meraih gelar doktor saat guru masih belum menikah, maka guru akan memikirkan proporsal ini."
"Oh!"
"Wow, guru akhirnya mengatakannya!"
Untuk sesaat, seluruh kelas berisik. Kebanyakan anak laki-laki merasa senang, bahkan Yves juga ikut tertarik.
Guru Dana memandangi murid-muridnya yang bersemangat itu dengan senyum tipis. Padahal jika direnungkan baik-baik, bukankah syarat itu mustahil?
Kemungkinan perlu tiga puluh tahun untuk bisa mendapat gelar doktor, itupun perlu mengakumulasi pengetahuan serta menulis penelitian-penelitian yang banyak terlebih dahulu.
Dengan usia para muridnya saat ini, ketika mereka berhasil meraih gelar doktor tersebut, mungkin saat itu dia sudah menikah sejak lama.
Semua ini hanyalah mimpi indah serta kebohongan putih. Singkatnya hal ini adalah sarana kecil yang dapat mendorong siswa untuk maju!
Tapi guru Dana mengabaikan satu hal, yaitu Yves! Apakah hal itu mustahil untuknya? Kita perlu mencari tahu...
"Jadi, semua siswa harus bekerja lebih keras mulai dari sekarang. Baiklah, silahkan buka halaman tiga puluh delapan, mari kita pelajari rumus susunan kombinasi tabel periodik."
Melihat siswa yang telah termobilisasi, Dana senang dari dalam lubuk hatinya. Ketika orang bahagia, mereka secara alami dapat lebih fokus.
Waktu berlalu.
*Ring!*
*Ring!*
*Ring!*
Para siswa menghela nafas dengan lega, nampaknya waktu berlalu cukup cepat kali ini.
Di koridor, seorang pria botak setengah baya datang dengan sebuah surat dan mengetuk pintu kelas.
"Apakah Yves ada di kelas ini?"
Saat ini guru Dana masih belum pergi dari dalam kelas, para siswapun secara otomatis juga masih berada di kursi mereka masing-masing.
Sekilas, mereka melihat seorang berpenampilan botak. Bersama-sama, para siswa menyapa dengan serempak. "Halo, kepala sekolah Matt!"
"Nah, halo adik-adik, apakah Yves ada di sini?" Matt bertanya lagi, saat ini dia memegang sebuah surat di tangannya.
"Kepalah sekolah, saya di sini. Ada keperluan apa?" Yves merasa bingung. Sejauh ini dia tidak pernah membuat masalah di sekolah, jadi mengapa kepalah sekolah memanggilnya?
"Hahaha, seperti yang diharapkan dari murid-murid saya, hebat dan berbakat!" Kepala sekolah menepuk bahu Yves tanpa malu-malu seolah dia telah mengajar pria tersebut dengan baik.
Bahkan dia belum pernah mengajar di sekolah sama sekali, tapi dia masih tak tahu malu mengklaim hal tersebut. Heck, bahkan dia baru tahu nama Yves hari ini.
Kelakuan kepala sekolah membuat semua teman sekelas menatapnya dengan meremehkan. Tapi mereka tidak berani mengatakannya.
"Ini surat penerimaanmu. Kamu telah diterima di MIT, kamu akan masuk kesana setelah lulus. Selamat, jangan lupa untuk mengatakan kepada orang lain bahwa kamu adalah murid dari kepala sekolah Matt yang hebat ini!"
Murid sekelas yang mendengar hal ini mulai heboh.