Chapter 11: Bab 11
baca bab 50 di;
patréon.com/mizuki77
-----
Bibi Sarah memang seorang istri serta ibu yang baik, setelah tahu bahwa tetangganya mengundangnya makan malam, dia segera pergi membeli sayuran, ikan, udang dan kalkun sebagai bahan masakan tambahan.
Seluruh makanan itu sangat menggugah selera!
Di sisi lain Steve juga menerima telepon dari Yves, setelah itu dia bergegas kembali.
Dia tidak tahu mengapa pihak lain mengundangnya makan malam, tapi ada baiknya untuk mampir melihat ibunya lagi.
Setelah Yves cukup mengenal Steve, dia menyadari bahwa Captain America yang terkenal masih suka melekat kepada ibunya. Singkatnya Sarah masih merawat pria itu layaknya bayi kecil.
***
Makan malam selesai dalam waktu singkat, steak kelas atas yang lezat ditambah sup sayuran serta kalkun yang enak, makan malam kaya seperti itu hanya dapat dilakukan oleh keluarga yang mencukupi.
Karena Yves yang mengadakan makan malam ini, tentunya dia duduk di kursi utama. Mengambil segelas anggur, dia berkata, "Semuanya, saya berhasil membuat bisnis hari ini. Aku telah menjual cetak biru senjata yang aku ciptakan ke Stark Industries!"
"Saya mendapat sepuluh persen saham serta sepuluh ribu dolar." Yves memperbaiki suaranya.
"Selama ini aku telah menerima bantuan terus menerus dari anda. Selain itu aku juga sering melakukan kekacauan kepada rumah ini, bahkan meledakkannya bulan lalu..."
"Aku selalu main-main, di sisi lain anda selalu merawat saya dengan baik. Bibi Barra, terima kasih banyak atas kebaikan anda. Tanpa makanan lezat anda, mungkin aku telah sekarat sejak lama."
"Sekarang mari kita minum bersama!" Yves tersenyum lebar.
Cukup katakan beberapa kata luar biasa, lalu bersulang bersama.
Semua orang sedikit terkejut. Keluarga Barra masih bisa memakluminya, toh mereka tahu tetangga kecil ini sangat terobsesi dengan sains karena orang tuanya.
mereka hanya tidak menyangka bahwa sesuatu yang diciptakan oleh pria kecil itu bisa dijual dengan harga ribuan dollar!
Jumlah uang sebesar itu adalah jumlah yang diperoleh keluarga Barra selama tiga tahun tanpa makan dan minum!
Dibandingkan dengan keluarga Bibi Barra, Bibi Sarah dan Steve benar-benar terkejut akan kabar tersebut.
Sangat mengejutkan bahwa Yves dapat menghasilkan banyak uang sekaligus. Jangankan sepuluh ribu dolar, dua ribu dolar saja sudah sangat luar biasa besar bagi mereka!
Ada jejak kebingungan serta kelegaan di mata bibi Sarah, seolah-olah telah melihat anaknya sukses dan memiliki masa depan yang menjanjikan. Tak heran pria itu membeli begitu banyak hadiah untuk dirinya di sore hari tadi.
Hanya saja beberapa pakaian tersebut membuatnya sedikit... Um, penasaran?
"Wow, Yves, kamu sangat hebat! Tidak heran kamu begitu cerewet di sore hari tadi. Haha, bagus, bagus. Seperti yang diharapkan dari temanku sendiri." Olly berkata sambil mengacungkan jempol.
Tapi dia sedikit takut jika sikap temannya akan berubah dengan perkembangan keuangannya yang melesat.
"Tenang saja, toh kita adalah saudara baik, serta teman selamanya. Di masa depan, kita akan melawan dunia bersama-sama, um... Setidaknya wujudkan mimpimu dulu, Olly."
"Bukankah kamu bermimpi ingin menjadi seorang jenderal? Lihat, aku sudah mengambil langkah pertama menuju mimpiku, sekarang giliranmu, haha~" Yves bersulang dengan temannya.
Setiap protagonis harus memiliki adik laki-laki, Olly sendiri tidak terlalu buruk. Dia jujur dan dapat dipercaya.
"Selamat, Yves. Orang tuamu yang ada di surga akan bangga ketika melihat pencapaian anda. Aku akan datang ke sini lebih sering di masa depan." Bibi Barra dengan bangga melakukan sulang dengan pria manis itu.
"Selamat kepada kakak Yves. Apakah aku masih bisa bermain dengan anda di masa depan? Membantuku mengerjakan pekerjaan rumah serta hal-hal kecil lain?" Gadis kecil Souline menatap pria itu dengan mata imutnya.
Karena usianya yang masih mudah, dia hanya diijinkan untuk meminum susu. Anggur tidak diperbolehkan oleh ibunya.
"Tentu saja, kamu akan selalu menjadi adik perempuanku yang cantik! Ayo bersulang!" Yves tersenyum dan bersulang juga dengan Souline.
Perkataan tulus Yves membuat Olly merasa lega. Toh mereka telah berteman sejak dari kecil, meskipun pria itu cukup brengsek, sebenarnya dia orang yang sangat baik.
Karena suasana hati yang baik, Yves meminum anggur merah cangkir demi cangkir. Tingkat alkohol anggur merah itu tidak terlalu tinggi, tapi jika diminum terlalu banyak, tentunya bisa memabukkan.
Beberapa orang mengobrol dengan gembira, dan mereka juga senang untuk keberhasilan Yves dalam bekerja sama dengan Stark Industries.
Sebelum mereka menyadarinya, mereka telah meminum terlalu banyak anggur.
Karena rumah keluarga Olly dekat, mereka pulang dengan cepat.
Di sisi lain Steve juga mengikuti, dia perlu pulang dan beristirahat lebih awal. Besok adalah pemeriksaan kesehatan, dia perlu mencoba peruntungannya di militer!
Semua orang pergi, hanya Bibi Sarah dan Yves yang tersisa di rumah.
"Aku sedikit pusing, huhu... Bibi Sarah, aku akan tidur dulu, aku sangat senang hari ini. Saya akhirnya berhasil, ya, haha~ Lain kali aku juga bisa menghadiri pesta dengan wanita-wanita cantik~" Mungkin karena efek alkohol, Yves mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya.
Di kehidupan keduanya ini, tidak mungkin menjadi biksu tanpa seorang istri!
Menghasilkan uang serta menjemput para wanita cantik adalah nikmat kehidupan keke~
"Hehe, tuan Yves, kamu minum terlalu banyak. Aku akan membantumu pergi ke kamar." Bibi Sarah juga minum banyak anggur. Walaupun ketahanan alkoholnya tidak terlalu baik, tapi dia harus merawat pria kecil ini dengan baik.
Bibi Sarah menahan rasa pusingnya dan membantu Yves pergi ke kamar. Karena kondisi tubuh Sarah, dia agak kesulitan mendukung tubuh pria tersebut.
Yves jatuh di tempat tidur dalam keadaan mabuk, gumaman acak masih muncul dari mulutnya.
Dia bergumama ingin menikahi banyak istri, menghasilkan banyak uang, dan sebagainya.
Tangan besarnya masih memegangi bibi Sarah...
Awalnya sarah ingin pergi ke kamarnya sendiri, tapi saat mendengar gumaman Yves tentang mimpinya. Dia ingin mendengarkan hal tersebut. Sama seperti putranya, Yves juga memimpikan banyak hal.
Sambil mendengarkan hal itu dengan linglung, alkohol mulai mempengaruhi bibi Sarah. Dia mulai mengantuk dan akhirnya tertidur...
***
Keesokan harinya, Yves bangun masih dengan efek mabuk yang sama. Kepalanya masih sedikit pusing, "Huh, sepertinya aku terlalu banyak minum. Oops, bukankah hari ini hari senin? Aku harus menghadiri kelas!" Melihat jam alarm telah menunjukkan pukul tujuh, Yves perlu bergegas bangun.
"Hmm? Kenapa aku tidak memakai baju? Pinggangku juga sedikit sakit? Tidak ada waktu untuk memikirkan hal ini, mari mandi terlebih dahulu." Yves tidak terlalu memikirkannya.
Mandi di pagi hari sangat baik untuk menghilangkan kantuk serta bisa menyegarkan tubuh. Hal ini dapat memberikan energi penuh kepada Yves!
Ketika dia turun dari lantai atas, dia melihat bibi Sarah mengenakan celemek yang menutupi sosoknya yang luar biasa cantik.
Wajahnya semerah bunga yang mekar, dia terlihat cantik dan menarik. Ketika dia melihat sosok Yves, dia berkata, "Tuan Yves, anda telah bangun. Ayo sarapan dulu, ada sandwich, telur dan susu. Apakah anda tidur nyenyak tadi malam?"
Sepertinya ada hal yang masih belum terucap, apakah ada sesuatu yang wanita itu sembunyikan?
Nada bicaranya sedikit aneh, ada kegugupan serta keraguan di dalamnya. Serta ada makna yang masih tidak diketahui.
"Pagi, bibi Sarah, kamu sangat cantik hari ini! Apakah anggur merah memiliki manfaat kecantikan? Tadi malam apa yang sebenarnya terjadi? Aku minum terlalu banyak dan lupa."
"Tidak apa-apa, walaupun tadi punggungku sedikit sakit. Mungkin karena posisi tidur yang tidak pas?"
"Pokoknya, terima kasih atas makanannya, nanti malam aku tidak akan kembali. Kalau begitu aku pergi dulu, nanti aku akan pulang terlambat!"
Yves mengambil sandwich dan buru-buru pergi ke sekolah.
Melihat Yves bergegas keluar, wajah Bibi Sarah memancarkan jejak kesedihan. Tapi beberapa saat kemudian dia tersenyum lagi.
Sambil menyenandungkan lagu kecil, Sarah mulai membersihkan ruang tamu.
Memikirkan kejadian tadi malam, dia merasa malu dan bahagia. Dia tidak tahu apakah tuan kecilnya akan mengingat hal itu atau tidak...