Sistem Eros di Dunia Lain: Takdir Baru, Tubuh Baru, Hasrat Baru

Chapter 2: 2



Udara pagi menyelinap pelan melalui celah dinding kayu, membawa aroma embun dan bunga liar.

Sinar mentari menari-nari di lantai pondok, menciptakan bayangan yang hangat dan lembut.

Sugi perlahan membuka matanya.

Dan yang pertama ia lihat adalah—punggung Lira.

Gadis beastkin itu masih tertidur pulas, tubuhnya telanjang tanpa sehelai kain pun. Ekornya melingkar malas di sekitar pinggulnya, naik-turun mengikuti irama napasnya. Rambut cokelat panjangnya berserakan di bantal, sebagian menutupi punggung putih halus yang semalam ia peluk, cium, dan nikmati sepenuh hati.

Sugi tak bergerak. Ia hanya menatapnya.

Bukan karena syahwat (meskipun itu jelas hadir), tapi karena... kehangatan aneh memenuhi dadanya.

Bukan cuma seks. Bukan cuma kemenangan. Tapi…

koneksi.

---

> [Sistem EROS: Koneksi Emosional Terdeteksi.]

[Efek: Peningkatan keintiman → Aktivasi Skill Eksklusif: "Sentuhan Kepemilikan"]

[Deskripsi: Saat kamu menyentuh wanita yang sudah mempercayaimu secara emosional dan fisik, kenikmatannya meningkat dua kali lipat.]

[Status: Lira (Milikmu sepenuhnya).]

---

Sugi tersenyum tipis.

Lira menggerakkan telinganya pelan, lalu mendesah seperti anak kucing yang baru bangun tidur. Ia menggeliat perlahan, dan ketika sadar bahwa ia dipeluk dari belakang, wajahnya memerah seketika.

"S-sugi… kamu sudah bangun?"

"Sudah. Tapi aku lebih suka tetap seperti ini. Hangat."

Ia mencium pundaknya.

Lira menggigit bibirnya, tak menjawab, tapi tubuhnya merapatkan diri lebih erat.

---

"Malam tadi…" bisiknya. "Aku... tak pernah merasakan hal seperti itu."

"Senang?" Sugi bertanya sambil mengelus lembut sisi lengannya.

Lira mengangguk kecil. "Aku merasa... tubuhku seperti mencair. Dan... saat kau menyentuh telingaku, aku hampir—"

Ia berhenti, pipinya makin merah.

Sugi mengangkat tubuhnya pelan, membuat Lira telentang. Mereka kini saling menatap.

"Kalau kau menyukainya… bagaimana kalau kita mulai pagi dengan hal yang sama?"

Lira menelan ludah.

> "A-aku... boleh minta sesuatu kali ini?"

"Apapun."

"Pagi ini... biar aku yang di atas."

---

Sugi mengerjap. Lalu tersenyum.

"Dengan senang hati."

---

Lira perlahan duduk di atasnya, menyibakkan rambutnya ke belakang.

Tubuhnya bergerak anggun, meski ragu-ragu. Payudaranya bergerak mengikuti tarikan napas, dan saat ia menatap mata Sugi, yang tampak bukan gadis malu-malu seperti kemarin. Tapi... wanita. Yang tahu apa yang ia inginkan.

Ia duduk, lalu menurunkan pinggulnya perlahan…

dan menyatu kembali.

Desahan mereka bersamaan.

Tidak sedalam kemarin. Tidak sebuas semalam.

Tapi penuh rasa.

Lira mulai menggerakkan tubuhnya perlahan. Gerakan lembut, tapi mantap. Tangan Sugi memegang pinggulnya, membimbing irama mereka.

"Lira... kau begitu indah…"

Lira menunduk, mencium bibirnya, dan berkata di sela napas:

"Tubuhku… hatiku… semuanya... milikmu."

---

> [Poin Kenikmatan +45]

[Efek Sinkronisasi 99%]

[Fantasi Tersembunyi Terbuka: "Ingin Dilihat Saat Membuat Cinta dengan Pria yang Dicintai."]

---

Napas Lira mulai berat. Pinggulnya mulai bergerak lebih cepat.

Tangannya menekan dada Sugi. Rambutnya menutupi wajahnya. Suara basah, samar, dan gerakan menggoda dari tubuhnya terdengar jelas di ruang sempit itu.

Sugi mengangkat tubuh bagian atasnya, memeluknya saat ia masih bergerak di atasnya—menyatu dalam pelukan, ciuman, dan desir gairah yang tak ada habisnya.

Pagi itu…

Mereka menyatu hingga tubuh Lira gemetar di pelukannya, mencapai puncak dengan suara tertahan, dan tubuhnya roboh manja di dadanya.

---

> [Sistem EROS: Klimaks Bersama Dicapai]

[Skill Baru Diperoleh: "Body Sync: All-Sensory Orgasm" – Saat kamu sepenuhnya selaras dengan pasangan, klimaks akan meningkatkan stamina & mengisi ulang HP.]

[Poin Kenikmatan Total Hari Ini: 147]

---

Lira mengelus dadanya pelan sambil tertawa kecil.

"Kau tahu, aku tak pernah menyangka seorang pria dari Ras lain... membuatku ketagihan begini."

Sugi mengusap kepalanya dan mencium keningnya.

"Dan aku tak pernah menyangka tubuh ini bisa membuat seorang gadis jatuh cinta di malam pertama."

Mereka tertawa pelan bersama.

---

Dan pagi pun berlanjut—bukan dengan pertempuran atau misi berat, tapi dengan ciuman, pelukan, dan sarapan sederhana yang mereka masak bersama.

Sugi duduk di depan pintu pondok, bersandar sambil menikmati udara.

Di pangkuannya, Lira duduk membelakanginya, telanjang dada, hanya dibalut kain tipis dari perca selimut, membiarkan punggung putihnya disentuh mentari pagi. Ia menikmati tangan Sugi yang mengusap ringan punggungnya, naik turun dengan lembut, seperti ritual kasih sayang yang tak ingin disudahi.

Namun jauh di balik senyum lembut Lira…

Sugi tahu ada sesuatu yang belum ia ceritakan.

Dan kini saatnya.

---

"Lira," kata Sugi pelan. "Aku ingin tahu sesuatu."

Gadis itu diam sejenak, lalu menoleh sedikit.

"Mmm?"

"Semalam... kamu dikejar goblinoid. Tapi kamu bilang kamu beastkin. Mereka bukan musuh alami kalian, kan?"

Lira menunduk. Jemarinya mengusap lututnya sendiri, gelisah.

"Tidak… kami tidak pernah berperang. Tapi... aku memang buronan."

---

Sugi membeku sejenak.

Bukan karena takut, tapi... tak menyangka.

Lira menarik napas. "Aku berasal dari desa bernama Chiranval, di tengah hutan besar Utara. Di sanalah klan beastkin Serigala Liar hidup turun-temurun. Kami mandiri, tertutup, dan punya hukum sendiri."

"Dan kamu... melanggar hukum itu?" tanya Sugi hati-hati.

Lira mengangguk pelan.

"Wanita beastkin dalam klanku... dilarang mencintai pria dari luar klan. Bahkan... kami tidak boleh disentuh oleh selain 'Alpha Beast'. Kami harus mempertahankan darah murni, kata mereka."

Matanya mulai berkaca-kaca.

"Aku pernah jatuh cinta pada seorang pengembara manusia. Seorang pedagang ramah yang sering datang membawa kain dan permen. Aku tak pernah disentuh... tapi hanya karena aku mengaku menyukainya, aku dianggap 'terkotor'."

---

Sugi mengepalkan tangannya.

"Dan... mereka mengusirmu?"

"Lebih dari itu," bisik Lira. "Mereka... mencoba menjualku."

"APA?!"

Lira mengangguk pahit.

"Mereka diam-diam menyerahkan aku kepada sekelompok goblinoid, sebagai bagian dari barter gelap—dengan alasan mereka tidak akan 'menyentuh' kami kalau diberi persembahan hidup... wanita muda yang belum pernah disentuh, sebagai pemuas nafsu ras liar."

Matanya mulai berlinang.

"Mereka... ingin aku diperkosa sebagai tumbal. Agar desa mereka tidak diganggu."

---

Sugi tak berkata-kata.

Seluruh tubuhnya panas. Tapi bukan karena gairah.

Karena amarah.

> [Sistem EROS: Emosi Dominan – Proteksi & Kepemilikan]

[Efek: Setiap kali kamu menyentuh Lira dengan niat melindungi, dia akan merasa dua kali lebih aman dan bergairah.]

Sugi memeluk tubuh Lira dari belakang, mencium pundaknya, lalu berbisik:

"Lira... aku tidak peduli dengan asalmu. Yang kupedulikan adalah sekarang. Kamu hidup. Kamu bersamaku. Dan kamu bebas."

---

Lira menoleh perlahan. Bibirnya bergetar.

"Terima kasih... Sugi. Saat kau menyentuhku, aku tidak merasa hina. Aku merasa… milik."

Ia memeluk tubuh Sugi erat-erat.

"Tolong... jangan tinggalkan aku."

Sugi mengangkat dagunya, menatap matanya dalam-dalam.

"Tidak akan. Bahkan kalau dunia ini mencoba memisahkan kita... aku akan tetap bersamamu."

---

> [Sistem EROS: Level Emosional Mencapai 100%]

[Efek Baru: "Soulmark" – Pasangan yang sudah menandai hatimu akan mendapatkan tanda tak kasat mata. Efek: Deteksi Keberadaan, Koneksi Spiritual Jarak Jauh, dan Eksplorasi Fantasi Bersama.]

Sebuah simbol halus bersinar pelan di kulit bawah pundak Lira—hanya terlihat oleh Sugi. Bentuknya seperti serigala melingkar, dengan jejak tangan menyentuh ekornya.

Sistem berbisik:

> "Kini dia sepenuhnya terikat padamu. Bukan dengan paksa. Tapi dengan cinta."

---

Sugi berdiri, membetulkan ikat pinggang kainnya.

"Bagaimana kalau kita pergi ke kota? Mungkin Ada satu tempat yang menarik yang bisa kita nikmati bersama.."

Lira tertawa kecil, berdiri dan mencubit perutnya.

"Aku ikut. Tapi... kalau kau menggoda gadis lain, aku akan duduk di pangkuanmu terus sampai mereka menyerah."

"Hmm... itu terdengar seperti hadiah, bukan hukuman."

Mereka pun berjalan bersama, tangan saling menggenggam.

Suara ranting patah dan dedaunan yang tergeser menjadi irama tetap dalam langkah kaki Sugi dan Lira. Jalan tanah di hutan ini tak beraspal, tak berjejak, tapi langit di atasnya cerah biru, dan sinar mentari menyaring lewat kanopi pepohonan, memantulkan kilauan keemasan pada rambut Lira yang berayun.

Lira berjalan setengah melompat di samping Sugi—ceria, ringan, seperti gadis kecil yang tak lagi dihantui masa lalu.

Sugi memperhatikan ekor lira yang bergoyang goyang

"Ekor itu... kayak punya pikirannya sendiri," gumam Sugi sambil terkekeh.

Lira menoleh dengan senyum geli. "Ekor ini peka. Jadi jangan disentuh sembarangan, ya."

"Oh? Peka seberapa?"

Sugi menjulurkan tangan dan menjentikkan ujung bulu ekornya.

Lira tersentak pelan, wajahnya memerah. "Su–Sugi! Jangan—hyaah...!"

Gadis itu terjatuh ke pelukannya karena refleks.

Mereka berdua terdiam dalam posisi aneh, Lira di atas dada Sugi, wajahnya dekat sekali, napas mereka tercampur, dan ekor Lira kini benar-benar membelit pinggang Sugi.

> [Sistem EROS: Titik Rangsang Minor Terdeteksi – Ekor]

[Efek: Rangsangan ringan → Peningkatan koneksi emosional]

[Bonus: Lira mulai menyesuaikan diri dengan interaksi sensual spontan.]

---

Sugi terkekeh, membiarkan jemarinya mengusap telinga Lira pelan.

"Sepertinya tubuhmu suka disentuh, bahkan saat kita lagi jalan."

Lira menyikut perutnya ringan, malu. "Kita bisa kena serangan kalau kau terus menggoda begini…"

Seakan semesta mendengar…

RROOOARRRHHH!!!

Tanah bergetar pelan. Dedaunan gugur dari atas. Seekor Loxharn—makhluk mirip babi hutan bertanduk, sebesar sapi, dan berkulit keras—muncul dari balik semak, menatap mereka dengan mata merah mengancam.

"...dan itulah sebabnya," bisik Lira, memutar tubuhnya cepat dan menyiapkan posisi bertahan.

---

> [Sistem EROS: Ancaman Level Rendah Terdeteksi]

[Status: Dapat dikalahkan tanpa senjata jika kamu bekerja sama dengan pasangan.]

Sugi menatap Loxharn itu, lalu menoleh ke Lira.

Tanpa berkata-kata, mereka mengangguk satu sama lain—seolah sudah saling memahami irama gerak tubuh masing-masing.

Loxharn mengamuk, menyeruduk ke arah mereka.

Lira melompat gesit ke kanan, menarik perhatian makhluk itu.

Sugi berlari memutari pohon, lalu melompat dari atas batu besar dan menendang sisi kepala Loxharn dengan lutut mengayun.

Makhluk itu mengerang dan tumbang ke tanah.

Lira mendarat anggun, memutar ekornya, dan menginjak tengkuk Loxharn hingga benar-benar tak bergerak.

"Nice teamwork," kata Sugi, membasuh tangan dari darah makhluk itu dengan dedaunan basah.

Lira mengedipkan mata. ,"Tubuhku terasa lebih ringan dan kuat saat bertarung, ?"

"Mungkin karena kita Partner, dan kamu sudah aku masuki." Sugi tertawa menggoda

---

Perjalanan mereka pun berlanjut setelah itu. Hutan perlahan menipis, dan jalanan mulai tampak—tanah rata berbatu, dengan papan penunjuk yang menunjuk ke arah barat: "Elvaria – 3.2 km"

Lira memeluk lengan Sugi sambil berjalan. "Kau yakin kita akan ke kota para elf?"

"ya,aku sangat yakin. Bukankah lebih enak main di kota dari pada di hutan."

Lira mencibir manja. "Kalau begitu aku akan gigit telingamu tiap malam."

"Janji?"

"SUUGI!"

Mereka tertawa bersama, langkah kaki mereka menyatu dengan desir angin yang membawa aroma bunga elfwood.

Dan di kejauhan, di antara kabut keperakan...

Menara Putih Elvaria tampak menjulang seperti lambang kesucian yang menantang.

Atau memanggil?

---

> [Sistem EROS: Area Baru Terbuka – Kota Elf Elvaria]

[Quest Baru Aktif: "Melelehkan Dingin Seraphina, Ksatria Elf Perawan"]

[Status: Hubungan Lira – Terikat Emosional & Fisik (Soulmarked)]

[Skill Terbuka: "Instinct Link" – Kombo erotis dalam pertarungan & cinta.]


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.