Return of the Mount Hua Sect (HTL 1634+)

Chapter 18: Chapter 1650. Ayo Segera, Cepat! (4)



"A, Apa kau sudah mendengar beritanya?"

"Hngh? Apa yang terjadi sampai kau membuat keributan?"

"Itu faksi Eul, faksi Eul!"

"Ada apa dengan faksi Eul?"

Orang yang mendengarkan memiringkan kepalanya.

Lima faksi baru di Aliansi Teman Surgaawi belum diberi nama resmi, jadi demi kemudahan mereka disebut sebagai Gap-Eul-Byeong-Jeong-Mu. (singkatnya itu angka dari permainan kartu Hwatu di Korea, berurutan artinya 4-5-6-7-8)

"Katanya dangju dari faksi Eul telah memenjarakan anggota faksinya!"

"Pe, Penjara? Tu, tunggu sebentar. Memangnya ada penjara di Aliansi?"

"Mereka pasti menggunakan penjara sekte Gunung Hua, kan?"

"Oh, benar….. Tidak, itu tidak penting sekarang. Apa yang terjadi hingga orang-orang dipenjara? Bahkan ketika perang sudah dekat?"

"Katanya mereka mengurungnya dengan tuduhan melakukan pemberontakan (hageuksang) terhadap budangju. Itulah mengapa seluruh faksi sedang ribut."

"Ha, Hageuksang?"

Terhadap para budangju? Orang itu mendengar dengan jelas tetapi tidak mengerti maksudnya dan bertanya balik dengan tatapan kosong.

"Jika itu budangju, apa kau membicarakan anak-anak itu?"

"Eh, HEY!"

Kemudian orang yang berteriak itu sangat kaget hingga dia menutup mulut orang di depannya. Siapa pun dapat melihat, bahwa wajah yang dengan cepat melihat sekeliling itu adalah wajah seseorang yang ketakutan.

"Hati-hati dengan perkataanmu! Situasinya sudah berubah!"

"….."

"Jika kita tidak hati-hati, kita akan masuk penjara juga! Sekarang kita harus menjaga mulut kemana pun kita pergi. Katanya, jumlah orang yang dipenjara kali ini mencapai dua puluh orang. Ini sama sekali bukan hal biasa."

Mata pendengar itu melebar tak percaya. Begitu tangan dilepaskan dari mulutnya, dia bicara dengan tidak percaya.

"A, Apakah itu benar?"

Dua puluh. Tidak lazim jika segitu banyak orang dipenjara sekaligus dalam satu hari. Tidak peduli berasal dari sekte mana pun, ini adalah sesuatu yang akan membuat kekacauan.

"Itu….. Jika itu dangju faksi Eul….."

"Benar. Itu Tang-gaju." (kepala keluarga Tang)

Mereka yang berkeliaran perlahan mendekati keduanya. Sepertinya semua orang penasaran dengan situasi ini.

"Dua puluh, bukankah itu berarti tidak hanya berasal dari satu sekte?"

"Ya. Katanya tidak hanya Zhuge dan Moyong, tapi juga Persatuan Pengemis, Namgung, bahkan Jongnam semuanya bercampur."

"Jo, Jongnam juga? A, Apa itu baik-baik saja?"

Wajah orang yang mendengar kata-kata itu menjadi pucat.

"Yah, itu sudah terjadi, bukan? Ia bahkan menyatakan akan menganggap perlakuan kasar apa pun terhadap budangju sebagai tantangan terhadap Aliansi. Bahkan Chongsa juga ikut bicara!"

Saat cerita berlanjut, wajah semua orang menjadi lebih serius.

Tentu saja Chongsa akan memihak budangju, tetapi tidak normal jika dangju memihak budangju.

Bukankah karena keyakinan bahwa kekuasaan faksi pada akhirnya ada di tangan dangju, maka setiap orang mampu mempertahankan sikap mengabaikan budangju secara halus?

"Haruskah kita menerima ini sebagai dangju yang melindungi budangju?"

"Kurasa begitu. Jika tidak….."

"Tidak, Kenapa?"

Pria itu membuat ekspresi bingung, seolah dia tidak dapat memahaminya.

Aliansi Teman Surgawi adalah aliansi dari banyak sekte.

Dan pengangkatan budangju ini sudah keterlaluan. Dari sudut pandang siapapun, nampaknya salah satu sekte bernama Gunung Hua telah memasukkan semua orang yang disukainya ke posisi budangju.

Mustahil hanya ada satu atau dua anggota yang diam-diam merasa tidak puas dengan hal ini, kan?

Oleh karena itu, meskipun ini bukan rencana yang terang-terangan, jelas terdapat kesepakatan dan kerja sama diam-diam untuk menekan para budangju.

Namun alih-alih melindungi anggota faksi, para dangju yang dianggap mewakili mereka malah berusaha keras melindungi para budangju?

Dari sudut pandang anggota faksi yang diam-diam mengungkapkan ketidakpuasannya, keadaan tidak berjalan baik.

"Itu… Bukankah itu karena keluarga Tang memiliki hubungan baik dengan Gunung Hua? Dangju lainnya mungkin mempunyai pemikiran berbeda. Dangju-nim faksi kita mungkin.…"

"Jangan bicara omong kosong. Jika begitu mereka pasti sudah mengambil tindakan. Di antara mereka yang saat ini dipenjara, pasti ada murid Dangju-nim!"

Setelah mendengarkannya, mereka menyadari bahwa itu tidak salah. Bahkan harapan kecil yang tersisa pun runtuh.

"Jadi, apa yang terjadi sekarang?"

"Apa yang terjadi? Sekarang, semua orang yang memberontak terhadap budangju akan dipenjara. Dari apa yang ku dengar, mereka tidak berniat melepaskan mereka sampai perang selesai."

"Apa? Se, Selama itu?"

"Ya, benar! Jadi sekarang Aliansi berada di atas es tipis, es tipis!"

Desahan terdengar dari berbagai arah.

Artinya sekarang kita harus tetap tidak bergerak dan menuruti budangju muda. Kalau disuruh duduk ya harus duduk. Kalau disuruh merangkak ya harus merangkak.

"Sial.... Kenapa mereka sampai mengalami insiden!"

"Aku tahu ini akan terjadi!"

"Apa pun yang mereka lakukan, mereka harus melakukannya secukupnya!"

Jika segala sesuatunya berjalan dengan tenang sebelum perang dimulai, keadaan tidak akan memburuk.

Jika ada pertempuran yang akan segera terjadi, kemungkinan besar pasukan tidak akan dikurangi untuk menerima hukuman, sehingga mungkin sulit untuk menghukum mereka secara individu atas protes kecil.

Namun, karena pekerjaan selesai selagi masih ada waktu luang, kekuatan budangju semakin kokoh.

Berapa banyak orang yang menerima ini sebagai hal yang baik?

"Kalau begitu, yang harus kita lakukan hanyalah tidak memprotes?"

"Ini masih rumor, tapi…. katanya…."

"Jangan bertele-tele, cepatlah bicara! Ada lagi yang lain?"

"Ada desas-desus bahwa Chongsa akan memberikan otoritas penghukuman segera, mencakup hak eksekusi langsung anggota faksi dalam kekuasaan budangju."

"Apa...? O, Otoritas penghukuman segera? Apa maksudmu jika kau melakukan kesalahan, mereka akan langsung memenggal kepalamu?"

"…. Itu tidak hanya selevel itu katanya. Salah atau benar, atau bahkan jika budangju yang keliru, mereka tetap boleh memenggal leher orang yang menentang mereka."

"Apa itu masuk akal? Bahkan Sapa (sekte jahat) tidak akan melakukan hal seperti itu!"

"Itu tidak masuk akal. Tentu saja tidak. Tapi... bukankah dia 'si Chongsa' itu?"

Kata-kata ini memberi mereka perasaan pasrah menerima sesaat.

Sekarang masuk akal di kalangan orang Kangho bahwa Cheong Myeong Hwasan Geomhyeop adalah orang gila dan lebih buruk dari Sapa. Apakah ada sesuatu yang normal dari perbuatannya?

"Lalu bagaimana dengan kita?"

"Yah, kita benar-benar kacau…."

Mereka sudah harus mengambil seorang pemuda dari sekte yang bahkan tidak mereka kenal sebagai atasan mereka, tapi sekarang mereka malah punya kuasa atas hidup dan mati?

Ungkapan 'menjadi gila dan melompat-lompat' diciptakan untuk digunakan dalam situasi seperti ini.

Saat itu, salah satu yang mendengarkan percakapan itu membuka mulutnya.

"Lagi pula, kan ada danju-nim dan kepala keluarga, jadi bisakah sampai sejauh itu? Aku yakin mereka akan menghentikannya sebagaimana mestinya."

Seseorang setuju dan melangkah maju.

"Ya. Mereka bukan sekadar orang-orangan sawah! Tidak peduli betapa kejamnya para Chongsa, dia tidak akan bisa mengalahkan mereka semua!"

Pernyataan itu memang ada benarnya.

Di tengah banyak kekhawatiran yang kompleks, mata setiap orang secara alami tertuju pada satu tempat. Itu adalah ruang pertemuan utama Aliansi, tempat para pemimpin Aliansi berkumpul sekarang.

Di dalam ruang pertemuan, Moyong Wigyeong berdehem dan membuka mulutnya.

"Jadi, ini…. Aku merasa bersalah atas apa yang terjadi, tapi bukankah ini berlebihan?"

"Berlebihan?"

"Dipenjara sampai selama itu….."

"Oh, benar. Ini jelas merupakan solusi yang agak bermasalah." –ucap Cheong Myeong

"Iya…..?"

"Aku seharusnya langsung memotong otot dan urat nadi mereka, lalu melemparkan mereka sebagai mayat di jalan, tapi aku berpikir pendek. Bahkan sekarang, aku akan segera-…"

"Oh tidak! TIDAK! Ketika aku mengatakan 'berlebihan', aku tidak bermaksud seperti itu, itu..…"

Moyong Wigyeong dengan putus asa mengubah kata-katanya dan bergumam. Benar, dengan melihat wajah Cheong Myeong..... Sepertinya dia sangat tulus atas ucapannya.

"Ta, Tapi tetap saja ada beberapa kekhawatiran tentang memberikan terlalu banyak kekuasaan kepada budangju..…"

"Berlebihan?" –tanya ulang Cheong Myeong

Kesedihan muncul di wajah Moyong Wigyeong. Ia terus dicegah untuk mengatakan sesuatu…..

"Sejak awal!" –teriak Cheong Myeong

Bam!

Cheong Myeong memukul meja di depannya dengan maksud untuk menghancurkannya.

"Jika para dangju-nim melakukan tugasnya dengan benar, ini tidak akan terjadi! Kalian terpilih untuk membantu budangju, tapi apa yang kalian lakukan! Kalian berkeliling kemana saja selain melakukan apa yang diperintahkan!"

"Cheong Myeong-ah….. dangju-nim tidak membantu budangju….. Budangju lah yang seharusnya membantu dangju-nim….. "

"Ah, itu hanya dalam nama saja! Pada kenyataannya, dangju adalah posisi yang kuberikan untuk mempertahankan posisi budangju! Jika aku sudah memberi pekerjaan pada orang-orang tua di ruang belakang, setidaknya mereka harus melakukannya dengan benar!"

Sekalipun memang itu yang terjadi, seharusnya ia tidak boleh mengatakannya dengan lantang begitu saja. Di dunia ini, ada yang disebut 'etika' dan 'akal sehat'.

Ada banyak hal yang ingin dia katakan, tapi Hyun Jong tidak sanggup mengatakannya dengan lantang. Sayangnya, dia adalah pria yang berakal sehat dan memiliki etika.

Namun Cheong Myeong yang tidak memiliki akal sehat, sibuk membalas.

"Katakan sesuatu! Apa yang kau lakukan sehingga situasi menjadi seperti ini? Hah?"

"Bukan begitu….."

"Kau sibuk?"

"Ti, Tidak….. Bukannya aku sibuk…."

"Kau tidak sibuk? Kau tampaknya hanya bersantai ya, bagus?!"

….. Moyong Wigyeong yang terdiam, menatap Cheong Myeong dengan tatapan kosong. Lalu tiba-tiba ia meringis.

'Tidak, tunggu sebentar. Kenapa aku meminta maaf seperti ini?'

Sebagai seseorang yang bergabung dengan Aliansi Teman Surgawi, wajar saja jika menghormati Chongsa. Tapi bukankah kasusnya berbeda dengan dihancurkan tanpa bisa membantah sepatah kata pun?

Pertama-tama, dia bukanlah tipe orang yang akan diperlakukan seperti ini. Bahkan Beop Jeong di masa lalu tidak pernah memperlakukannya seburuk ini!

Pada saat dia akan marah dan memulai perkelahian.

"Chongsa, sekarang….!"

"Maafkan aku, Chongsa."

Pungyeong Shingae, Bangju Besar persatuan pengemis, menundukkan kepalanya dalam-dalam ke arah Cheong Myeong.

"Ada perintah yang diberikan oleh Chongsa, tapi aku tidak kompeten dan tidak bisa melaksanakannya dengan baik. Aku mohon maaf atas kelalaian ku."

"Apa ini situasi yang dapat disebut hanya kelalaian belaka?"

"….. Sekalipun ada sepuluh mulut, tidak ada yang bisa ku katakan. Peran kami adalah menjaga budangju agar mereka bisa melakukan pekerjaan mereka..... Aku minta maaf sekali lagi."

Pungyeong Shingae. Seorang Pungyeong Shingae menundukkan kepalanya dan meminta maaf.

Moyong Wigyeong tiba-tiba membeku seperti es. Tidak, tidak hanya Moyong Wigyeong tetapi orang lain juga tidak bisa menyembunyikan rasa bingung mereka.

Orang seperti apa Pungyeong Shingae itu?

Meski identitas aslinya masih ambigu, Bangju telah mengatur persatuan pengemis selama puluhan tahun, dan kini ia mundur dari garis depan setelah mewariskannya ke generasi berikutnya. Dengan segala simbolisme dan otoritasnya, bahkan Moyong Wigyeong tidak bisa dibandingkan dengannya.

Tapi apakah masuk akal jika orang seperti itu menundukkan kepalanya kepada pemuda yang masih hijau itu?

"Aku harus mengatakan bahwa aku juga minta maaf."

Maeng So dengan ekspresi malu di wajahnya, mendukung posisi Pungyeong Shingae.

"Ada cukup banyak pertentangan dari Beast Palace saat ini, jadi aku mencoba menenangkannya….." –bela Maeng So

"Masalah itu, ya itu! Masalah ini, ya ini!"

"Sudah kubilang, kan! Ck." –lanjut cerca Cheong Myeong

Maeng So berhenti bicara dan menunjukkan sedikit kerendahan hati. Wajahnya bahkan memerah malu. Dengan tubuh yang besar, dia terlihat bingung tentang apa yang harus dilakukan, bahkan ini membuat Moyong Wigyeong juga merasa canggung.

Ketika kedua orang tersebut membuka pembicaraan, suasana menjadi aneh. Terutama ketika Pungyeong Shingae, yang tampaknya tidak memiliki hubungan yang erat dengan Cheong Myeong, melakukan permintaan maaf terbuka, ini memiliki dampak besar.

Jadi sulit untuk mengatakan bahwa Cheong Myeong berlebihan. Wajar jikaTang Gun'ak sudah terlibat dengan mereka, Jadi hanya tersisa Moyong Wigyeong dan Zhong Ligok.

"Aku tidak meminta permintaan maaf klise, aku meminta klarifikasi yang jelas."

Cheong Myeong membuka mulutnya lagi dengan suara yang sedikit lebih halus.

"Untung saja hal ini terjadi sekarang. Jika hal seperti ini terjadi di medan perang, itu benar-benar tidak bisa diubah. Saat itu, aku tidak bisa berbuat apa-apa."

"….. Itu benar."

"Jadi, pastikan kalian tahu apa yang perlu kalian lakukan. Apakah ini saatnya untuk perebutan kekuasaan yang kikuk? Aku membentuk faksi untuk menyelesaikan konflik antar sekte, tapi sekarang kalian bertengkar di dalam faksi. Haa, semakin aku memikirkannya, aku semakin marah dan merasa mereka menjijikkan! Aku benar-benar akan membunuh mereka semua….."

"Che, Cheong Myeong. Tenanglah."

"Dia marah karena apa yang dia katakan sendiri….."

Cheong Myeong menghela nafas dan berhasil menenangkan diri. Dan kemudian ia menjadi gila.

"Sadarlah kalian para budangju!"

Budangju yang berada di ruangan itu tersentak dan menundukkan kepala.

"Karena kalian terlihat lemah, inilah sebabnya hal-hal seperti ini terjadi! Jika orang-orang itu mencoba membuat keributan, kalian seharusnya langsung menusuk perut mereka dengan pisau! Di mana….."

"….. Pada titik ini, bukankah Sapa (sekte jahat) lebih baik, Sahyung?" –getir Jo Geol

"Aku juga berpikir begitu." –jawab Yoon Jong

"Kalian berisik!"

Cheong Myeong semakin kesal dan ekspresi wajahnya mengeras.

"Pemimpin yang kehilangan otoritasnya, sama saja kehilangan semuanya."

"….."

"Sekilas mungkin terlihat sepele, tapi jangan lupa bahwa retakan kecil itu pada akhirnya bisa menyebabkan kematian semua orang. Kita sedang berperang sekarang."

Semua orang merasakan beratnya suara itu. Beratnya membuat semua orang menganggukkan kepala.

Kemudian.

Brak.

Pintu terbuka dengan kasar dan seseorang memasuki ruang pertemuan.

Itu adalah Im Sobyeong, Raja Nokrim. Dia berbicara dengan wajah lebih pucat dan kaku dari biasanya.

"Akhirnya Aliansi Tiran Jahat bergerak."

Suaranya lebih dingin dan berat dibandingkan warna kulitnya yang selalu pucat.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.