Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Chapter 8: Bab 8



baca bab 35 di;

patréon.com/mizuki77

-----

Di Brooklyn Street kota New York, sebuah bangunan tujuh lantai berdiri kokoh dengan lampu neon yang berkedip-kedip.

Lampu yang berkedip-kedip itu menunjukkan tulisan Stark Industries.

Berbeda dengan bangunan aneh seratus lantai di abad ke-21, Stark Industries sekarang masih dalam tahap pertumbuhan.

Pendirinya Howard, dia baru berusia tiga puluh tujuh tahun tahun ini. Baru saja mengundurkan diri dari Academy of Sciences dan mulai meluncurkan bisnisnya sendiri.

Jalanan ini penuh dengan suasana retro yang membuat Yves seakan-akan berjalan menuju masa lalu.

Bahkan mobil-mobil yang ada dijalanan masihlah mobil jadul besar dengan desain kotak. Tidak ada estetika ramping layaknya mobil-mobil yang keluar di masa depan.

"Halo, saya sedang mencari tuan Howard, tolong beritahukan kepadanya bahwa-"

Yves memberitahukan tujuannya kepada pelayan manis yang ada di meja depan perusahaan.

"Oke, tunggu sebentar. Siapa nama anda?" Resepsionis manis itu menjawab dengan antusias.

"Nama saya Yves."

Sang resepsionis itu langsung mengangkat telepon, memanggil bosnya, Howard Stark. "Halo, bos. Ada seorang anak laki-laki bernama Yves, dia putra-"

Howard yang sedang asik menggoda sekretarisnya tiba-tiba menerima sebuah telepon.

Suara dering telepon itu langsung membangunkan Sekretaris cantik yang digoda Howard, dengan wajah merona, wanita itu berlari kelaur dari dalam ruangan.

"Sial, jika anda tidak memberikan penjelasan yang masuk akal, aku akan menunjukkan siapa bos di sini. Aku akan membuatmu kehilangan pekerjaan!" Howard yang terganggu langsung menjawab dengan sedikit marah.

"Yves? tidak pernah mendengarnya... Huh, ijinkan aku berpikir sejenak... Tunggu, bukankah Yves anak pria itu? Ilmuan cilik yang suka meledakkan dirinya sendiri?"

"Hahaha, minta dia datang. Aku akan menyambutnya."

Howard tampaknya masih mengingat tentang berita-berita yang dia dengar sebelumnya. Lagipula, dia sedikit kesusahan mengingat nama anak itu. Jika bukan karena nama ayahnya disebutkan, mungkin dia masih tidak bisa mengenalinya.

Resepsionsi yang melayani di meja depan langsung menghela nafas lega, untungnya dia tidak jadi mendapat masalah.

Resepsionis itu tahu kenapa Howard marah barusan, mungkin dia mengganggunya ketika pria itu sedang merayu karyawan cantiknya.

Toh kepribadian penuh nafsu Howard cukup terkenal.

Setelah menutup telepon, resepsionis cantik itu menoleh ke arah Yves, "Tuan Yves, mari."

Wanita itu langsung memimpin jalan.

Menggunakan lift retro tradisional, Yves naik ke atas lantai tujuh. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya dia sampai di depan kantor.

Sosok berjanggut yang ikonik langsung muncul di depan Yves.

"Oh, anak muda, apakah anda yang mencariku? Sepertinya kamu baik-baik saja, sungguh mengherankan bahwa ledakan yang terjadi satu bulan lalu tidak membuat anda kehilangan anggota tubuh."

"Katakan padaku, proyek kerjasama seperti apa yang ingin kamu lakukan denganku? Jika anda datang ke sini hanya untuk mengobrol, maka maaf, aku tidak bisa menemani anda."

"Anak jenius yang suka meledakkan sesuatu sepertimu tidak diijinkan di sini, aku takut kamu akan meledakkan kantorku juga!"

Howard bercanda sambil tersenyum, pria ini memang memiliki selera humor khas orang Amerika!

Yves yang mendengar hal itu tetap tenang, tidak ada perasaan tersinggung sedikitpun. Bagaimanapun, jika bukan karena nama ayahnya, dia tidak akan mampu menginjakkan kakinya di sini.

Tanpa banyak bertele-tele, Yves langsung mengeluarkan sebuah ransel. Tepat di depan Howard, Yves mengeluarkan barang-barang tersebut, setelah itu dia mulai merakitnya.

Suara logam yang saling terhubung membuat pria itu sedikit ketagihan.

Dengan penasaran, Howard memainkan kumisnya sambil menonton tingkah anak laki-laki tersebut.

Dalam waktu kurang dari lima menit, AK-47 yang telah terpasang rapih diletakkan tepat di atas meja.

"Apakah senjata ini yang ingin anda gunakan dalam kerjasama ini?" Howard menunjukkan minta yang kuat. Sebagai seorang insiyur, dia memiliki pengetahuan mendalam tentang senjata api.

Melihat struktur senapan serbu itu secara sekilas, dia tahu bahwa senjata itu cukup istimewa. Tapi dia masih tidak tahu seberapa efektifkah senjata itu.

Jika kekuatannya sangat bagus, maka mungkin untuk mengambil alih pasar senjata pada era ini!

"Ini adalah senjata seri AK-47 yang telah saya rancang. Mudah dirakit serta perawatannya cukup mudah. Selain itu senjata ini dapat beradaptasi dengan lingkungan pertempuran khusus. Baik itu pertempuran sungai ataupun gurun. Bahkan jika direndam dengan air sungai, hal ini masih tetap berfungsi seperti normal."

"Apakah anda percaya atau tidak, anda bisa mencobanya sendiri." Yves dengan tenang menjelaskan senjata ringan zaman baru tersebut.

Howard mengambil AK-47 dan mulai meraba-rabanya, "Ikuti aku."

Keduanya datang ke lapangan tembak yang ada di lantai pertama. Staf yang menjaga lantai tersebut langsung menyambut bos mereka dengan baik.

Howard mengabaikan mereka, dia langsung menyuruh asistennya untuk mengambil peluru 7.62mm untuk mencoba senjata ini.

Tembakan tunggal, burst, jarak dekat dan jarak jauh perlu dicoba semuanya.

Saat dipegang memang senjata ini terasa sangat nyaman.

*Bang!*

*Bang!*

*Bang!*

Setelah menarik pelatuknya, peluru ditembakkan! Akurasinya lumayan, bahkan rekoilnya tidak terlalu besar!

Setelah menembakkan lebih dari dua ratus butir peluru, Howard meletakkan AK-47 tersebut. Kilatan kegembiraan muncul di matanya.

Dengan senjata semacam ini, dia dapat lebih percaya diri dalam memenangkan pasar musim ini!

"Bagus sekali! Jarvis, kamu coba juga."

Howard melemparkan senapan tersebut ke arah pria paruh baya. Setelah mendengar perintah bosnya, pria itu mulai melakukan percobaan juga.

Selama kegiatan percobaan tersebut, Yves berdiri di samping tanpa banyak bicara. Dia hanya menonton dengan tenang.

Dia yakin dan tahu bahwa senjata ini sangat bagus, setidaknya dengan ini dia mampu mencapai kesepakatan kerjasama dengan Howard.

Beberapa saat kemudian, Jarvis meletakkan senapan tersebut. "Pak, senapan ini luar biasa nyaman, jarak tembakan sekitar tiga ratus meter, melebihi jarak tersebut, maka akurasi akan menurun tajam." Jarvis memberikan pendapatnya.

"Dalam mode burst, recoilnya lebih kecil dari pada senapan mesin ringan yang lainnya. Manfaat lain perlu di uji coba lebih lanjut."

"Baiklah, kamu uji senapan ini lebih lanjut." Howard mengangguk.

"Yves, aku tahu bahwa keponakanku adalah seorang jenius! Ayo, datang ke kantor, kita bisa membicarkan hal ini dengan baik." Howard menepuk bahu Yves dengan penuh semangat.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.