Chapter 27: Bab 27
Yves tidak terbiasa dengan keintiman seperti ini. Sebagai adik laki-laki, nampaknya senioritasnya menjadi lebih kecil. "Bisakah kamu memberitahuku apa pekerjaanmu sebelumnya?"
Sera sepertinya suka mempermainkan adik laki-lakinya, menjadi kakak perempuan satu-satunya, tentunya dia memiliki kendali penuh atas Yves!
"Bukankah sudah kukatakan, tolong panggil aku dengan sebutan kakak!" Sera melanjutkan, "Aku dulu bekerja di tim anti-narkoba, yang mana merupakan profesi yang sangat berbahaya. Baru-baru ini aku dalam perjalanan bisnis untuk kasus tertentu."
"Berhubung kasusnya sudah selesai, aku ditransfer balik ke daerah ini. Jangan khawatir, Yves, kakak perempuanmu tidak akan meninggalkanmu lagi!"
"Tapi begitu aku kembali ke rumah, kamu ingin pergi..." Setelah selesai berbicara, Sera langsung memeluk Yves lagi.
Yves dengan enggan menerima kasih sayang ini, "Mau gimana lagi, aku harus pergi ke MIT untuk melapor. Universitas itu adalah perguruan tinggi swasta, dan tanggal mulainya berbeda dengan universitas lain."
"Aku dan Bibi Sarah akan pergi ke sana."
Tak lama setelah Yves mengucap nama pembantu itu, hati Sera langsung hancur. Dia meraih leher Yves dan mengangkatnya, "Bocah nakal, kenapa kamu menyewa seorang pembantu? Mengapa kamu menyewa pembantu yang cantik? Kenapa kamu membayarnya dengan gaji tinggi!"
"Apakah perempuan itu telah memberimu ekstasi? Yves, bangunlah, gaji kakaku sendiri hanya seratus dollar sebulan!"
Sera berbicara dengan nada gemetar, tapi Yves lebih gemetar lagi! Dia hampir pingsang karena cekikan itu!
Yves buru-buru melepaskan tangan kecil yang memegang lehernya, setelah melepaskannya Yves langsung berbaring di tempat tidur sambil terengah-engah. "H-hei, kamu terlalu berlebihan!" Yves terbatuk beberapa kali.
Sadar bahwa dirinya mungkin terlalu berlebihan, Sera merasa sedikit malu dan langsung membantu menepuk punggung Yves.
"Kalau begitu beri tahu kakakmu, mengapa kamu melakukan ini?"
Merasakan antusiasme kakak perempuannya, Yves tidak punya pilihan lain selain memberitahu 'kakak' yang tiba-tiba saja muncul dalam hidupnya. "Saya merancang senjata kuat, menjualnya ke Stark Industries dan sekarang aku adalah salah satu pemegang saham di perusahaan tersebut. Aku tidak kekurangan uang!"
"Bibi Sarah adalah seroang wanita yang sangat pandai melakukan pekerjaan rumah tangga. Kamu tahu, saya suka membaca buku dan melakukan eksperimen, aku tidak memiliki waktu untuk membersihkan rumah besar ini, apalagi memasak makanan."
Sera mengangguk beberapa kali setelah mendengarkannya, tapi dia sedikit cemberut saat memikirkan seorang pembantu mendapat gaji melebihi dirinya sendiri!
"Tapi kamu tidak perlu memberinya gaji setinggi itu, bahkan lima puluh dollar untuk seorang pembantu sudah bisa dikatakan cukup. Meskipun kamu punya banyak uang, tapi jangan membelanjakannya dengan sembarangan!"
"Berikan aku uang itu, aku akan menyimpannya untuk adikku tercinta. Aku tidak ingin kamu menghabiskannya secara sembarangan, bagaimana jika di masa depan kamu menikah dan tidak memiliki uang?"
Langkah yang digunakan Sera begitu istimewa, tapi Yves tidak sebodoh itu dan menyerahkan semua uangnya begitu saja. Dia mencoba menepis, "Aku sudah dewasa, jangan khawatir tentang pengeluaranku. Kamu bisa menjaga dirimu sendiri."
"Bibi Sarah dulu seorang perawat dan tahu cara merawat orang dengan baik. Aku juga membutuhkan orang yang dapat diandalkan, jika tidak, eksperimenku akan hilang!"
Sera menatap Yves dengan berlinang air mata. "Yves, kamu sudah berubah, dulu kamu menuruti kakak. Kenapa sekarang kamu begitu asing denganku? Aku telah berjanji pada orang tuaku untuk menjagamu dengan baik!"
"Jangan tinggalkan kakakmu, kamu adalah kerabat terakhir kakak di dunia!"
Sera yang memasuki mode memori memeluk Yves sekali lagi. Di kepalanya, ingatan serta gambar-gambar berputar ulang antara dirinya dan adik laki-lakinya. Dia ingat bermain bersama Yves selama berjam-jam... Karena adik laki-lakinya suka membaca buku, dia suka menggangunya demi mendapat perhatian adiknya.
Saat itu dia berkeinginan untuk melindungi adik laki-lakinya, oleh sebab itu dia mengikuti teman ayahnya untuk belajar keterampilan seni bela diri.
Di saat-saat terakhir orang tuanya, ibu dan ayahnya memegang tangannya di rumah sakit dan menyuruhnya untuk merawat adik laki-lakinya dengan baik.
Yves memiliki pengalaman yang cukup banyak, dia juga pernah mati sekali. Tapi melihat seorang wanita menangis di lengannnya membuat hatinya merasa tidak nyaman.
Yves merasa sedikit bersalah, dia menepuk bahu Sera dengan tangannya, "Oke, oke. Mari kita rukun seperti dulu lagi."
"Kamu tahu kalau aku mengalami ledakan itu, kan? Sepertinya kejadian itu telah mengurangi rasa emosionalku. Aku bertanya-tanya apakah aku telah kehilangan perasaanku semenjak hari itu."
"Maafkan aku, biarkan aku menyesuaikan diri untuk sementara waktu." Yves menghela nafas tak berdaya.
Sera segera menatap adiknya dengan gugup. Menghapus air matanya, Sera mulai menatap Yves dari atas ke bawah, bolak-balik, kiri dan kanan.
Jika Yves tidak menghentikan wanita itu, mungkin dia akan terus memeriksa tubuhnya!
"Meskipun kamu telah memberitahuku bahwa kamu baik-baik saja, tapi kakak perlu memeriksakan tubuhmu di rumah sakit terdekat. Kakak sangat menghawatirkkanmu. Jika terjadi apa-apa, kakak akan merasa sedih!"
Kehangatan yang diberikan saudara perempuannya membuat Yves sedikit tidak berdaya. Meskipun dia memahami perasaan Sera, tapi dia tidak suka dikendalikan oleh saudara perempuannya.
"Huh... Baiklah. Untuk merayakan kepulanganmu, ayo kita berbelanja. Aku juga akan mengundang bibi Sarah, mungkin kita dapat membeli beberapa pakaian." Tak lupa, Yves menambahkan, "Nanti kita bisa pergi ke rumah sakit terdekat untuk memeriksa kesehatanku."
Untuk mencegah pihak lain menangis lagi, Yves tidak punya pilihan lain selain mengundangnya berbelanja. Yves tahu bahwa proposal ini tidak akan pernah di tolak oleh wanita.
Mendengar kata-kata 'berbelanja', mata Sera langsung berbinar! Tapi saat dia mendengar Yves akan mengundang Sarah, wanita jahat itu juga, Sera langsung cemberut.
"Yves, mengapa kamu mengundang wanita tua itu juga!"
Hampir saja Yves melotot. Di mana ada wanita tua? Sarah? Dia terlihat seperti wanita di usia tiga puluhan! Jelas sekali usia paling matang seorang wanita.
Wanita memang sulit dimengerti, "Berapa umurmu? Dia masih sangat muda, dia juga ibu temanku. Tidak boleh menghina orang seperti itu."
Sera masih cemberut dengan ketidakpuasan. Hal ini memberinya getaran gadis muda yang sangat imut. Yves tahu bahwa sikap kakaknya tidak memiliki kepura-puraan sama sekali.
"Baiklah kalau begitu, tapi kamu harus berjanji untuk memanggilku 'kakak' di masa depan. Jika tidak, aku akan memberitahunya bahwa kamu telah memanggilnya wanita tua." Sera tersenyum manis, sepertinya dia telah mendapat ide bagus untuk mengancam adik laki-lakinya.
"Oke, kakak. Apakah kamu puas sekarang?"
"Ayo pergi berbelanja."
Yves yang awalnya berencana untuk belajar keras sekarang telah diganggu.
Tapi tidak masalah, dia tidak perlu repot-repot dengan studinya, toh dia juga pelajar yang baik.