Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Chapter 21: Bab 21



Setelah bangun dari tidur yang nyenyak, Yves lansung dihantam oleh 'ingatan' tadi malam.

Agar tidak ketahuan, Yves bagun lebih awal dan pergi meninggalkan apartemen gurunya.

Ketika dia sampai di rumah, jam masih menunjukkan pukul enam pagi. Bibi Sarah pun sudah bangun dan mulai membuat sarapan.

Hanya saja eksperi Bibi Sarah terlihat murung, tapi saat dia melihat Yves pulang, eksperi itu langsung digantikan dengan senyum bahagia. Seperti seorang istri yang menyambut suaminya pulang!

"Tuan Yves, kamu kembali! Apakah kamu baik-baik saja? Kenapa kamu tidak kembali tadi malam? Kamu harus memperhatikan keselamatan serta kesehatanmu." Kata Sarah dengan nada khawatir.

"Haha, aku baik-baik saja, Bibi Sarah. Terima kasih karena telah menghawatirkanku. Tadi malam aku memang memiliki sesuatu yang harus aku lakukan, tidak perlu menghawatirkanku." Yves menggelengkan kepalanya.

"Ngomong-ngomong, bisakah anda membuatkanku dua burger daging sapi? Aku lapar."

"Tentu." Sarah mengangguk.

"Kalau begitu aku akan mandi dulu." Yves bergegas ke atas untuk mandi, tubuhnya telah lengket oleh keringat, sangat tidak nyaman jika tidak segera dibersihkan.

Kemarin malam dia mengerahkan kekuatannya terlalu berlebihan, 'perang' itu telah menguras seluruh tenaganya! Alhasil dia berkeringat deras, dan sekarang dia merasa lapar karena telah membuang banyak energi.

Jika bukan karena kebugaran fisiknya yang cukup mumpuni, dia takut akan dikalahkan oleh Guru Dana!

Melihat Yves telah kembali pulang, suasana hati Bibi Sarah telah berubah, sekarang dia menjadi lebih gembira, bahkan dia menyenandungkan sebuah lagu kecil saat memasak.

Setelah beberapa menit, burger daing sapi telah matang dan siap disajikan. Daging sapi memancarkan aroma yang sangat menggugah selera!

Setelah Yves mandi, dia buru-buru makan dua burger tersebut. Perutnya telah terisi, dan sekarang dia siap pergi. Tidak lupa, dia membawa burge ekstra untuk bekalnya di sekolah nanti.

Setelah pelukan panjang dengan Bibi Sarah, Yves berangkat ke sekolah dengan teman kelasnya, Olly.

Di kelas, pem-bully yang ingin menghajar Yves kemarin tidak hadir sekolah.

"Aku dengar pria itu dibawa pulang oleh ayahnya kemarin, katanya telinganya dicubit di sepanjang jalan pulang. Hahaha, aku heran, kenapa ayahnya tiba-tiba bertindak seperti itu? Bukankah dia sangat sayang dengan putranya sendiri?" Olly hanya bisa tertawa.

Di sisi lain Yves mengangkat alisnya, dalam hati dia memuji kinerja Howard yang sangat cepat!

"Aku tidak tahu, terkadang orang-orang dapat berubah pikiran, kau tahu?" Yves hanya bisa mengangkat bahu. Perubahaan sikap ayah bully itu murni karena permintaannya kepada Howard kemarin.

Duduk di bangku kelas, Yves mulai bermain-main dengan penanya. Dia terlihat termenung, memikirkan kejadian yang terjadi kemarin...

Ngomong-ngomong, dia belum melihat guru Dana sepanjang hari ini, apakah Dana telah meminta cuti?

Kelas berakhir dengan cepat, Yves memutuskan untuk mengunjungi apartemen gurunya.

Tak lupa, dia membawa hadiah seperti; pakaian, rok, kemeja, gaun, alat kosmetik, dll. Semua ini adalah hadiah yang telah dia beli kemarin.

Yves yang sampai di depan pintu Dana langsung mengetuk pintu itu beberapa kali. Tak lama kemudian, Guru Dana yang mengenakan gaun rumah panjang merah membukakan pintu.

Dana yang dikunjungi oleh Yves merasa senang, dia menyambut pria itu dengan senyuman.

Agar tidak dilihat oleh tetangga lain, Yves buru-buru masuk sambil membawa barang bawaannya.

Menaruh hadiah-hadiah itu di atas meja, Yves langsung bertanya, "Dana, apakah kamu merasa baikan? Apakah masih ada yang sakit? Apakah kamu sudah minum obat?"

Dana yang ditanyai dengan banyak pertanyaan hanya memberikan senyuman manis sambil menggelengkan kepalanya.

Sapaan serta kekhawatiran pria itu entah mengapa membuatnya merasa bahagia.

Menyandarkan kepalanya ke lengan Yves, Dana menikmati waktu langka ini sambil menutup matanya, "Tidak, hanya sedikit susah berjalan saja. Jadi saya meminta cuti ke kepala sekolah tadi pagi."

"Mengapa kamu membeli banyak hal ini? Bukankah barang-barang ini sangat mahal? Kamu tiak perlu menghabisakan banyak uang untukku, aku tidak membutuhkan hal semacam ini. Aku tidak ingin kamu bekerja terlalu keras untukku."

Mendengar keperdulian kekasihnya, Yves merasa senang. Dana memang seorang wanita serta istri yang sangat baik. "Yah, kamu adalah kekasihku sekarang, berbelanja sedikit demi membahagiakanmu tidak terlalu berlebihan. Dana, aku sangat mencintaimu."

Bahkan sebelum Dana bisa menjawab, mereka telah berciuman lagi! Bertemu kekasih itu layaknya bermain korek api, terkadang bisa menjadi panas dengan cepat!

Keduanya mulai membicarkan banyak topik, mulai dari perencanaan hidup masa depan sampai pembahasan tentang eksperimen kimia. Terkadang mereka juga membicarakan tentang bayi yang akan lahir di masa depan.

Sejujurnya Yves sedikit terkejut saat Dana tiba-tiba membahas tentang prospek bayi. Apakah wanita ini benar-benar terburu-buru? Tapi tidak masalah, memiliki bayi kecil yang imut juga sangat menyenangkan.

-----

baca bab 72 di;

patréon.com/mizuki77


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.