Hunter x Hunter: Perwujudan Hasrat

Chapter 12: Bab 12



Di depan api unggun, Ives duduk bersila sambil membolak-balik sate yang mulai mengeluarkan aroma harum. Setelah dirasa matang, dia mengambil dua tusuk sate jumbo itu dan menyerahkan yang satunya kepada Biscuit, "Dan ini untukmu."

"Terima kasih." Biscuit mengambilnya sambil tersenyum manis.

"Hmm, tidak buruk." Ives mengambil satu gigitan sambil mengomentari masakannya sendiri.

Mendengar nada positif itu, Biscuit menggigit bagian ujung lalu mengunyahnya, tapi saat menelan daging itu keningnya mengerut, "Daging ini agak terlalu keras, selain itu, agak hambar." Katanya.

"Memang agak keras, tapi setidaknya hal ini bisa mengisi energi kita. Adapun rasanya, yah, saya sendiri kurang ahli dalam memasak, haha!" Ives tertawa.

"Lain kali aku akan melarangmu memasak, biarkah Biscuit-chama ini yang melakukannya." Biscuit terkikik. Dia tidak bermaksud menghina, justru dia lebih ingin memanjakan pria itu.

"Chama? Gelar itu tidak cocok untukmu." Ives balas menggoda, menaikkan satu alisnya.

"Apa katamu?!" Awalnya dia merasa manis, tapi sekarang dia cemberut.

"Hanya bercanda, haha! Karena Biscuit-chama ingin menjadi chef, maka aku tidak perlu lagi khawatir akan kelaparan, apalagi makan makanan hambar seperti ini. Biscuit-chama, terima kasih!" Ives memuji secara berlebihan.

"Kamu..." Oke, sekarang dia merasa malu saat mendengarnya, dan juga merasa bersalah. 'Sebenarnya masakanmu tidak terlalu buruk...' Bisiknya. "Ahem, hentikan, juga, aku mengambil perkataanku, dipanggil Biscuit-chama agak... agak memalukan!" Biscuit menutupi wajahnya yang memerah.

"Sekarang berbaliklah, aku akan merawat luka-lukamu."

"Luka? Aku tidak terluka, lihat? Aku baik-baik saja." Mendengar permintaan itu, Ives menatapnya sambil berkedip beberapa kali, nampak pura-pura tidak mengerti.

"Jangan berlagak sok kuat, pokoknya berbaliklah." Katanya sambil berpose akimbo.

Karena Biscuit berkata demikian, dia perlu menurutinya. Berbalik, Ives menunjukkan punggungnya.

"Tss..." Melihat luka gores itu, Biscuit mendesis. Sebelumnya dia pikir luka itu luka kecil, tapi melihatnya lebih dekat, ternyata luka itu cukup lebar dan juga dalam. Dalam hati dia bertanya-tanya bagaimana pria ini bisa bersikap acuh tak acuh saat punggungnya terluka seperti ini. 'Mungkinkah dia menahannya agar membuatku tidak khawatir?' Memikirkan kemungkinan ini, perasaan baiknya semakin tumbuh, tapi dia juga merasa agak bersalah. Selama Ujian ini, dialah yang selalu mengambil resiko.

Membuka botol air, Biscuit menuangkannya tepat di area yang terluka. "Luka sudah dibersihkan, sekarang aku akan mengaplikasikan obat oles. Ini mungkin akan terasa menusuk-nusuk, jadi bertahanlah." Kata Biscuit.

"Auch, auch! Sakit sekali!" Ives berteriak kesakitan, tapi dalam hati dia sebenarnya terkekeh. Memang sakit, tapi ini masih bisa dia tahan. Alasan mengapa dia melakukan ini tentunya untuk meningkatkan kesukaan Biscuit kepadanya.

"Kamu seperti anak kecil, hehe." Biscuit terkikik manis.

Setelah membalut luka itu, Biscuit mengangguk puas sambil menepuk tangannya, "Nah, sudah selesai!"

"Wah, terima kasih banyak, Biscuit. Tanpamu entah apa yang harus aku lakukan." Ives berterima kasih.

"Sama-sama." Biscuit membalas balik dengan senyum, setelah itu dia ingin menaruh kembali obat-obatannya ke dalam tas, tapi sebelum dia sempat melakukannya, dia dihentiken oleh pria itu.

"Tunggu, masih ada luka yang perlu diobati."

"Dimana? Tunjukkan padaku." Biscuit kembali khawatir.

"Di sini." Ives menunjuk pipi kanan gadis itu. Mungkin karena adrenalin yang terpompa, gadis ini tidak menyadari bahwa pipinya telah tergores dan sedikit berdarah.

"?" Biscuit merasa bingung, tapi ketika dia mengoleskan jarinya ke area yang ditunjuk pria itu, ternyata memang benar ada luka, rasa perih yang dia rasakan juga menunjukkan bahwa ini benar.

"Aku bisa mengobatinya sendiri."

"Jangan seperti itu, biarkan aku yang melakukannya." Ives membujuk.

"B-baiklah..." Melihat keseriusan di matanya, Biscuit menyadari bahwa dia benar-benar perduli padanya. Dengan hati yang hangat, dia mengangguk malu-malu.

-----

read chapter 43 on;

patréon.com/mizuki77

Christmas Sale, 50% off, use code: 337D3

Valid until January 7.

Next chapter will be updated first on this website. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.