Resident Evil: Eddie

Chapter 359: Bab 358



Di dalam fasilitas bawah tanah pulau Sheena, Vincent, sang komandan pulau, mulai mentransfer data-data penting ke hard drive-nya.

Dia tahu bahwa pulau ini akan diledakkan, yang dia perlukan yaitu menyimpan data-data yang ia perlukan sebelum ledakan itu terjadi.

Di layar komputer, seorang wanita pirang berumur tiga puluh tahunan muncul. Rambutnya diikat dengan gaya kuncir kuda dan dia mengenakan kalung berharga di lehernya.

Wanita itu terlihat acuh tak acuh serta memiliki tempramen kuat seorang pemimpin.

"Nyonya Christine, informasi Tyrant yang anda inginkan sedang saya salin. Dalam waktu dua jam, salinan ini akan selesai." Vincent Goldman berkata dengan hormat kepada wanita itu.

"Butuh waktu dua jam untuk mengirimkan datanya? Apakah kamu mencoba membohongiku atau memang perlu waktu selama itu?" Christine tidak basa basi dan segera menyemprot pria itu dengan nada tak puas.

"Nyonya, itu benar. Butuh waktu dua jam untuk melakukannya."

"Ada ribuan data gen di dalam data yang disalin tersebut, dan peralatan di sini sudah cukup tua, jadi menyalinnya memakan cukup banyak waktu." Vincent tidak berani berkata ceroboh, di hadapan wanita garang itu, dia benar-benar merasa takut.

Meskipun Christine sangat cantik, tapi sebenarnya dia bukan seorang yang mudah di ajak berbicara. Jika anda salah kata serta bekerja tidak becus, kemungkinan besar dia akan melemparkan anda ke dalam laboratorium sebagai sampel percobaan!

Di mata wanita itu, pria hanyalah sebuah alat, bahkan Spebcer pun tidak ada di matanya.

"Dua jam dari sekarang, saya akan mengirim seseorang untuk mengambil data tersebut. Jika saat itu data masih belum siap, maka anda dapat melompat ke samudra atlantik." Christine berkata dengan nada dingin.

"Saya mengerti, nyonya." Ketika Vincent ingin menatap Christine yang cantik di layar, ternyata layarnya sudah mati.

"Bah, dasar pelacur. Tunggu Simmons mengambil alih, saat itu kamu akan mati." Vincent mendengus. Ketika dia tidak diawasi, dia tentunya tidak akan takut.

Walkie-talkie berbunyinya, suara seorang pria terdengar. "Komandan, beberapa penduduk lokal telah melarikan diri dari area karantia kita. Apakah anda ingin kita mengejarnya?"

"Ikuti mereka dari belakang dan arahkan ke arah jalan, buat mereka menjadi makanan para zombie-zombie itu." Vincent tersenyum muram. Dia tidak perduli dengan keselamatan para penduduk lokal itu, malahan dia senang jika mereka mati.

Di jalanan pulau Sheena, hampir semua zombie yang berkeliaran di jalan telah dibunuh. Masih ada zombie di kejauhan, tapi mereka masih belum mengetahui keberadaan Eddie dan kelompoknya.

Perjalanan Eddie telah terhalang oleh gerbang besi, di dalam gerbang besi itu terdapat restoran yang masih berdiri kokoh. Kemungkinan besar pagar ini didirikan oleh para penjaga yang bekerja untuk Umbrella.

Jika mengikuti aturan permainan, Eddie perlu untuk berkeliaran mencari kunci untuk dapat membukanya, mungkin memecahkan beberapa teka-teki untuk lebih memperpanjang pencariannya.

Tapi hal itu tidak diperlukan, Eddie mendekat lalu mengulurkan tangannya ke arah gagang besi. Menggenggam pagar tersebut, dia menggesernya seperti pintu geser tanpa perlawanan sedikitpun.

Suara desingan besi yang mencapai batas terdengar, dan akhirnya besi yang tertanam di dinding terlepas secara paksa!

"Sungguh tindakan yang bar-bar!" Moira mengerutkan kening, tapi kemudian dia mengacungkan jempolnya ke arah Eddie. "Tapi aku menyukai gayamu itu!"

"Mari pergi, jangan terlalu banyaj membuat suara, jika tidak, kita akan terjebak di sini sampai malam." Eddie dengan sok memimpin di depan. Dipuji oleh seorang wanita memang sangat memuaskan.

Ada Wong hanya memberi beberapa intruksi sesuai peta yang dia pegang, semenjak kejadian kemarin malam, dia menjadi sedikit lelah serta tidak ingin banyak bergerak... kemarin malam sungguh momen yang luar biasa.

Saat Eddie hendak datang ke restoran, dari arah lain, beberapa orang terlihat sedang dikejar-kejar oleh zombie dan anjing zombie.

Lima pria dan satu gadis memiliki bekas darah di tubuh mereka. Masih tidak diketahui apakah itu darah zombie atau darah milik mereka sendiri.

*Swoosh!*

Salah satu anjing zombie menerkam salah satu pria yang berlari tersebut. Kemudian gerombolan lain ikut menggerogoti mayat pria itu dengan suara geraman mengerikan.

"Buddy!" Seorang pria yang membawa sekop langsung menghantam kepala anjing yang menggigit temannya, tapi gerombolan zombie lain menerkamnya, membuat korban menjadi dua.

Seorang pria dengan mantel hijau berteriak meminta pertolongan sambil berlari tunggang langgang. "Pak, tolong bantu kita!"

Claire melihat pria itu, kemudian dia berkata, "Eddie, menurutku pria itu bukanlah orang yang jahat."

"Aku mendapat kabar dari Leon beberapa waktu lalu, dia mengatakan bahwa dia punya kenalan detektif yang sepertinya menghilang saat menyelidiki Umbrella. Foto yang dia berikan terlihat sama persis dengan pria itu."

"Kalau begitu biarkan mereka berlindung di dalam rumah, setelah itu kita akan pergi ke fasilitas sesuai rencana." Eddie mengangkat pistolnya lalu menembak zombie yang bergerak cepat di kejauhan.

*Bang!*

Berkat evolusinya, Eddie dapat melihat dari kejauhan dengan sangat tajam, bahkan anjing yang bergerak cepat pun tidak luput dari matanya, seakan mereka bergerak secara slow motion.

Di sisi lain, Ada Wong menarik peniti granat, kemudian dia melemparkan granat itu sejauh beberapa ratus meter.

Setelah granat meledak, salah satu dinding yang ada di kejauhan runtuh lalu menimpa jalan, menghalangi gerombolan zombie yang ada di belakang.

Awalnya ada lima orang yang melarikan diri bersama, tapi sekarang hanya menyisahkan tiga orang yang tersisa. Dua pria dan satu perempuan.

Ada yang terlihat kurus dan ada juga yang terlihat sangat pucat, terlihat jelas bahwa mereka kekurangan gizi.

"Terima kasih, terima kasih banyak, pak." Pria itu ingin berterima kasih, tapi perkataannya langsung dipotong oleh Eddie.

"Sekarang bukan saatnya untuk berterima kasih, ayo pergi ke tempat yang aman terlebih dahulu." Eddie melambaikan tangannya.

"Pintu restoran terkunci. Di sinilah para penjaga Umbrella dan staf makan, kita tidak bisa masuk." Kata gadis kurus itu.

Pintu restoran itu terkunci sangat rapat, di dalam dan diluar sama-sama dikunci.

"Tidak bisa masuk? Di depanku, tidak ada kunci yang tidak bisa dibuka." Kata Eddie dengan nada datar.

"Apakah anda seorang ahli kunci, pak?" Tanya gadis itu dengan gugup.

"Ya." Eddie menangguk.

"Oh... eh???"

Eddie berjalan mendekat lalu menendang pintu itu secara kasar. Dengan kekuatan otot pahanya, Eddie berhasil merobohkan pintu tersebut.

Beberapa zombie yang kebetulan ada di balik pintu langsung terhantam pintu dan mati.

Adegan yang dilebih-lebihkan itu langsung membuat tiga orang baru itu tercengang. Apakah manusia bisa membobol pintu yang dikunci dengan gembok sebesar itu?

-----

read chapter 563 on;

patréon.com/mizuki77

Christmas Sale, 50% off, use code: 337D3

Valid until January 7.

Next chapter will be updated first on this website. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.