Chapter 409: Wisata Kantor
Hutan purba?
Randika tercengang sejenak, dia bertanya-tanya sedikit. Jika wisata di hutan ini mereka tidak ditemani oleh pemandu wisata, mereka akan mudah mendapat masalah.
Kita harus tahu bahwa hutan bukanlah tempat yang santai dan aman seperti yang terlihat di TV, tempat ini penuh dengan bahaya. Banyak serangga yang berbisa di dalamnya, laba-laba beracun yang bisa membunuh manusia, dan jenis-jenis serangganya aneh dan bervariasi.
Hutan purba pada umumnya berada di dekat garis khatulistiwa, dan iklim di dalamnya adalah iklim tropis yang paling mudah untuk mengembang biakkan racun.
Di antara hutan purba yang khas, hutan Amazon adalah yang paling luas. Sangat sulit untuk bisa bertahan hidup tanpa persiapan yang matang selama lebih dari lima hari. Bahkan kabarnya pihak Amerika memiliki kamp pelatihan pasukan khusus yang terletak di Amazon.
Pada saat itu, hutan purba ini termasuk di antara tiga lingkungan paling berbahaya yang diakui paling cocok untuk pelatihan pasukan khusus, hal ini cukup menunjukkan kengerian dan bahaya yang dimilikinya.
Hanya saja beberapa tahun belakangan ini, dengan maraknya industri pariwisata, pariwisata global menjadi sangat marak dan beberapa orang mulai tertarik dengan wisata di hutan purba. Pemerintah daerah juga sudah mulai mengembangkan hutan purba ini. Selama mereka tidak masuk terlalu dalam, mereka masih sangat aman.
"Apakah pemandu wisatanya profesional?" Tanya Randika.
Inggrid menyingkirkan piring, mematikan api, dan tersenyum tipis: "Aku sudah menghubunginya. Dia adalah pemandu wisata yang paling profesional di daerah setempat. Kali ini lokasi ini dipilih oleh semua orang, mereka mengatakan bahwa mereka sangat ingin mengamati adat istiadat para penduduk asli."
"Menurutku, bawahanmu itu hanya ingin liburan gratis dengan uang kantor. Bukankah lebih baik kamu istirahat di rumah jika kamu ingin berlibur? Kita bisa menikmati waktu berdua kita dengan baik kan?" Kata Randika sambil tersenyum. Dia sudah memeluk Inggrid dari belakang. Tangannya mulai bergerilya pada dua bagian yang membusung itu dengan gelisah.
Bagi Randika, apa yang menyenangkan tentang hutan purba yang rusak? Lebih baik dia menikmati dan berhubungan badan dengan istri cantiknya di rumah. Coba bayangkan, mereka bisa bebas melakukan apa pun di rumah dan mereka bisa menggunakan gaya apa pun yang mereka inginkan. Kesempatan seperti ini sangat jarang.
Ada desahan samar dari mulut Inggrid. Randika sudah memahami titik rangsang istrinya dengan sempurna. Dia hanya sedikit bermain dengan tangannya, dan Inggrid sudah merasa tidak tahan.
"Aku pikir ini adalah kesempatan yang bagus untuk memperdalam hubungan antar karyawan." Inggrid melepaskan cengkeraman maut Randika. "Lagipula, aku yang mengusulkan liburan ini."
Melihat wanita cantik yang melepaskan diri dari pelukannya, Randika terus mengikutinya, dia tersenyum bahagia. "Sayang, maksudku bukan itu. Maksudku itu adalah mereka, kamu pasti tidak tahan dengan hutan yang penuh serangga itu."
"Hmph, ternyata itu yang kamu maksud." Inggrid menggeram. "Malam ini, kamu tidur sendiri di kamarmu."
Randika mengerutkan keningnya. "Hukuman ini terlalu kejam! Baiklah, baiklah, bagaimana kalau aku akan pergi denganmu?"
"Bahkan jika kamu pergi denganku, aku tetap tidak mau tidur denganmu." Penampilan centil Inggrid seperti seorang wanita kecil yang lucu, Randika merasa dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menjatuhkannya.
"Siapa bilang kita akan tidur?" Setelah Randika selesai berbicara, dia langsung menjatuhkan Inggrid.
"Ah! Apa yang kamu lakukan? Kita masih di ruang tamu!" Inggrid menampar Randika yang membenamkan kepalanya di depan dadanya.
"Tidak apa-apa." Setelah Randika selesai berbicara, dia menyusupkan tangannya ke bawah tubuh Inggrid dengan leluasa. Tanpa melepas celananya, dia langsung melepas celana dalamnya secara langsung.
Kemudian, keduanya mengerang dalam kenikmatan.
...
Keesokan harinya, Randika berangkat bersama dengan Inggrid, dia juga membawa Indra bersamanya.
Karena dia tidak tahu berapa hari dia akan pergi, Randika kepikiran dengan Indra yang sendirian dan memutuskan untuk membawanya pergi bersama dengannya.
Randika dan Inggrid sedang duduk di dalam mobil mereka, mereka memanggilkan taksi untuk Indra. Tidak ada alasan lain, cuma karena ukuran tubuh Indra yang besar, seluruh kursi belakang telah dikuasainya dan benar-benar tidak ada tempat lagi.
Boneka ginseng di pundaknya juga tertawa dan terlihat riang, dia terlihat bersemangat dan melompat turun dari bahu Indra kemudian naik lagi.
Hutan purba yang akan mereka tuju kali ini bernama Hutan Salak, merupakan sebuah hutan di Provinsi Jawa Barat dekat dengan lereng gunung salak. Hutan ini berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten, dan memiliki wilayah yang luas.
Provinsi Jawa Barat, yang dikenal sebagai Bumi Pasundan, memiliki corak dan karakteristik iklim tropis, serta tidak terlalu banyak risikonya, sehingga sangat populer di kalangan wisatawan yang lebih menyukai gaya iklim tropis.
Satu-satunya masalah adalah hutan ini berbatasan dengan banyak daerah, sehingga pengelolaannya menjadi semrawut, dan seringkali ada campur tangan dari orang-orang yang jahat.
Sesampainya di depan perusahaan Cendrawasih, setelah keluar dari mobil, Randika melihat sekelompok orang sudah berkumpul di depannya.
"Kak Randika, kenapa kamu juga ada di sini?" Hannah mengenakan pakaian ala pendaki gunung, dan tidak bisa menahan kebingungannya ketika dia melihat sosok Randika.
Ketika karyawan dari beberapa departemen lain mendengar ini, mereka sedikit tercengang. Melihat Randika yang berjalan bergandengan tangan dengan Inggrid, mata mereka jelas sangat terkejut.
Ada rumor yang menyebar di perusahaan bahwa Inggrid dan Randika memang sudah menikah, tetapi tidak ada bukti sama sekali, jadi semua orang hanya menganggapnya sebagai rumor belaka. Tapi hari ini, melihat Randika dan Inggrid bersama, ini jelas bukan sebuah rumor belaka.
Beberapa laki-laki meratap di dalam hatinya. Di perusahaan ini, ternyata setiap laki-laki memiliki pemikiran romantis tentang Inggrid. Memangnya siapa yang tidak mencintai wanita tercantik kota ini?
Dan sekarang harapan itu tinggal kenangan, mereka hanya bisa menatap dengan lemas, lalu tersenyum dan menyapanya.
"Semuanya, ayo pergi bersama." Inggrid tersenyum.
"Oke." Semua orang menanggapi dengan bersemangat, lalu naik ke bus yang sudah lama berhenti.
Setelah duduk, semua orang jelas sangat santai, tertawa dan bersenda gurau. Bagaimanapun juga, mereka baru saja telah menyelesaikan sebuah kontrak yang besar, sangat jarang bagi mereka untuk bisa bersantai.
Begitulah kalau kalian bekerja di industri jasa, setelah kontrak itu disepakati, bonusnya bahkan jauh lebih tinggi dari gaji mereka. Dan kali ini, mereka telah menyelesaikan kontrak yang besar dan membawa keuntungan yang tinggi bagi perusahaan.
Jadi Inggrid memutuskan untuk memberi semua orang yang terlibat dalam proses kontrak ini sebuah liburan sebagai rasa terima kasihnya. Tentu saja, perusahaan lah yang akan menanggung semua biayanya.
"Kali ini aku membawa kamera DSLR. Sesampainya di sana, kita semua harus foto bersama!" Ujar salah satu dari mereka.
"Haha, bukankah memakai kamera HP sama saja hasilnya? Kenapa jiwamu tiba-tiba menjadi fotographer begini?" Temannya yang lain langsung menyaut.
Keduanya berusia 30-an, dan mereka adalah rekan kerja yang telah bekerja selama bertahun-tahun, jadi hubungan mereka juga sangat baik.
"Pak Randika, hati-hati sama dia, dia jelas ingin memotret istrimu itu." Yang lain juga tertawa.
"Kupukul kamu kalau kamu berani!" Kata Randika sambil bercanda. Namun, Inggrid yang berada di sampingnya mengangkat alisnya, dan wajahnya terlihat cemberut.
Ada senyum masam di wajahnya. Melihat bahwa para karyawannya akrab dengan Randika, Inggrid tidak bisa menahan untuk tidak menatap.