Chapter 382: Christina dalam Bahaya!
Ketika teleponnya itu tersambung, suara Christina terdengar sedikit panik di balik teleponnya. "Ran, kamu di mana?"
"Kenapa memangnya?" Dia mengerti ada yang aneh dari suaranya Christina, Randika langsung bertanya.
"Aku barusan keluar dari rumahnya muridku, aku merasa ada yang membuntutiku daritadi. Aku berusaha lari tetapi kakiku terkilir, sekarang aku terjebak di jalan yang sepi dan tidak ada orang sama sekali. Ran, tolong aku… aku takut!!" Suara Christina bergetar, dia tentu mengerti berita mengenai pembunuh berantai yang masih buron.
Randika terkejut, dia langsung bertanya. "Kamu di mana? Aku segera ke sana!"
Setelah mendapatkan alamatnya dari Christina, tiba-tiba dia berteriak. "Tidak! Orangnya masih mengikutiku!"
Randika jelas khawatir, dia langsung berteriak. "Bertahanlah, aku akan segera datang!"
Hannah yang santai duduk di sofa, tiba-tiba merasakan hembusan angin yang kuat dan sosok Randika di sampingnya sudah menghilang.
...….
Di kejauhan, Christina dapat melihat sosok seseorang yang berjalan mengikutinya. Hal ini membuatnya ketakutan setengah mati.
Yang menerangi malam harinya yang gelap ini hanyalah lampu jalan yang terus berkedip dari tadi. Seluruh toko tertutup dan tidak ada orang di jalan, tempat ini benar-benar sepi.
Awalnya, orang tersebut mengikutinya dari jauh. Tetapi lama kelamaan, jarak di antara mereka semakin menyempit.
Ketika Christina menoleh ke belakang, dia hanya bisa melihat sosok gelap yang memakai sebuah topeng setan Jepang yang mengerikan.
Ketika Christina mempercepat langkahnya, langkah orang tersebut juga semakin cepat. Namun, dia masih menjaga jaraknya dengan Christina, mereka terlihat sedang main kucing-kucingan.
Christina sudah melihat mengenai berita pembunuhan di kota Cendrawasih sebelumnya, samar-samar dia merasa bahwa orang di belakangnya ini adalah pembunuh yang sedang diburu polisi tersebut.
Randika, kamu harus cepat datang!
Christina benar-benar cemas di dalam hatinya. Dia awalnya ingin meminta tolong pada orang-orang yang di dalam toko, tetapi tidak ada tanggapan sama sekali ketika dia menggedor-gedor pintunya.
Sosok mengerikan itu masih mengikutinya, kehadirannya membuat Christina semakin berdebar-debar. Awalnya Christina dapat menekan kekhawatirannya ini, tetapi seiring berjalannya waktu, dia semakin takut dan gelapnya malam justru makin memperparah kondisi mentalnya.
"Siapa kamu? Apa yang kamu mau dariku!" Christina berhenti berjalan dan menoleh ke sosok misterius di belakangnya.
Sosok misterius itu hanya berdiri diam, namun wajah di balik topengnya sudah tersenyum mengejek. Jika Christina dapat melihatnya, tatapan matanya itu sudah dipenuhi oleh nafsu dan kejahatan.
Dia memang sosok pribadi yang aneh dan abnormal. Sejak awal kali membunuh, nafsu di tubuhnya tidak pernah puas. Setiap tetes darah membuatnya terangsang dan jeritan wanita membuatnya mencapai klimaks.
Setiap kali dia melihat wanita cantik, hal pertama yang dia pikirkan adalah bagaimana suaranya nanti ketika dia berteriak dan memohon ampun atas nyawanya.
Memikirkan hal ini, tubuhnya bergemetar gembira dan dia sudah tidak sabar mencabut jantung korbannya sebagai koleksi pialanya!
Setelah itu, dia mulai menelanjangi korbannya dan melakukan penetrasi berulang kali. Meskipun korbannya sudah lama mati, pembunuh ini masih bisa terangsang karena masih hangatnya darah yang mengalir.
Ketika dia menutup matanya sedikit, napasnya mulai tidak teratur dan tubuhnya kembali gemetar. Luar biasa, benar-benar luar biasa! Darah itu, teriakan itu, pialaku itu, semuanya akan menjadi milikku!
Tatapan matanya yang tajam lalu jatuh pada sosok Christina.
Sosok misterius ini tidak menjawab pertanyaannya, dia hanya berjalan perlahan menuju dirinya.
Di tengah jalan yang sepi ini, Christina benar-benar gugup. Dia lalu berteriak kembali. "Apa kau pembunuh yang ada di berita itu?"
Pihak lain tetap tidak menjawab, dia hanya berjalan perlahan menuju Christina. Setiap langkah yang dia ambil membawa secercah ketakutan untuk dirinya.
Ketakutan itu perlahan menjadi besar.
Christina benar-benar sudah ketakutan, meskipun kakinya terkilir, dia mulai menyeretnya dan berlari. Namun, kecepatannya itu benar-benar pelan. Karena saking takutnya dan ditelan oleh rasa gugup, dia tersandung.
Sepatu haknya copot sebelah, dia tidak repot-repot mengambilnya dan terus berlari. Ketika dia melihat ke belakang, dia melihat jarak mereka sudah dekat dan sosok pembunuh ini juga ikut berlari.
Pada saat ini, dia melihat sekumpulan orang berjalan tidak jauh dari sana. Kedua matanya langsung bersinar dengan terang dan harapannya kembali muncul di matanya. Ketika dia ingin berteriak meminta tolong, tiba-tiba sebuah tangan menutupi mulutnya dan tidak ada suara yang bisa keluar dari mulutnya.
Dalam sekejap, Christina bersatu dengan kegelapan malam.
.....
Kecepatan Randika benar-benar cepat, dia hampir memakai seluruh tenaga dalamnya sekaligus. Dalam beberapa menit, dia berhasil mencapai jalan yang dimaksud oleh Christina.
Ketika dia sampai, jalanan sudah sepi. Hati Randika sudah mengepal, dia mulai mencari jejak yang ada.
Tiba-tiba, dia menemukan sebuah sepatu hak di jalan. Kali ini, hati Randika ditelan oleh kekhawatiran. Dia kembali berjalan dan berusaha menemukan jejak lainnya.
Pada saat yang sama, di sebuah gang yang sepi, orang bertopeng itu menyeret Christina ke sudut gang. Melihat wajah Christina yang ketakutan, dia makin terangsang.
Benar-benar wajah yang cantik! Dia tidak sabar merasakan hangatnya darah perempuan ini.
"Tidak!! Lepaskan aku!" Christina berhasil lepas dari genggamannya, dia langsung bersiap menyerang dengan tasnya.
"Sudah tidak usah takut, wajahmu yang cantik itu akan kupajang di lemari pialaku." Lelaki ini mulai berbicara, nada suaranya dipenuhi dengan kejahatan. "Ketika aku mencabut jantungmu, kamu tidak akan merasakan rasa sakit lagi di hidupmu."
Christina melihat pria itu mendekatinya secara perlahan, hatinya sudah ketakutan dan tangannya yang memegang tas tangannya itu sudah gemetar tanpa henti. "Jangan bergerak lagi, aku sudah memanggil pacarku dan dia akan datang sebentar lagi! Dia akan menghajarmu sampai habis!"
"Pacar?" Nada suaranya tidak berubah sama sekali. "Tidak masalah, aku akan membunuhmu di depan matanya. Kecantikanmu ini sangat disayangkan apabila dimiliki oleh satu orang saja."
Christina sudah mulai kehilangan harapannya, sepertinya Randika tidak sempat menyelamatkan dirinya.
Namun, Christina tidak ingin menyerah. Dia masih ingin melihat senyuman hangat pria itu lagi. "Tolong! Siapapun tolong aku!"
"Hahaha kamu pikir akan ada yang menyelamatkanmu?" Di balik topengnya, dia sudah tertawa lepas bagai orang gila.
"Tidak akan ada yang menyelamatkanmu!"
Ketika dia selesai berbicara seperti itu, dia memegang tangan Christina. Dia sudah tidak sabar ingin mencabut jantung perempuan cantik ini dengan kedua tangannya!
Dia ingin merasakan semburan darah dan cahaya kehidupan yang perlahan memudar dari diri perempuan cantik ini. Dia ingin merasakan detak jantung perempuan ini berdetak di tangannya, itu benar-benar perasaan yang sangat menyenangkan!
Christina sudah menutup kedua matanya dan menyerangnya dengan tas tangannya. Tetapi serangannya itu benar-benar lemah.
Tamat sudah riwayatnya!
Namun pada saat ini, ada suara orang berdehem dari belakangnya. Suara ini bagaikan petir yang menyambar dirinya, benar-benar membahana!
Terlebih lagi, pembunuh abnormal ini dapat merasakan sebuah sosok yang mengerikan di belakangnya. Dia merasa bahwa dirinya ditindih oleh ratusan gunung, benar-benar menyesakkan.
Orang itu ahli bela diri!